HTML

HTML

Rabu, 20 September 2023

Kekayaan Kosa Kata, Piting-Memiting, Gusur Dan Buldozer Wajib Terus Diingat Agar Tak Musnah Seperti Kekayaan Milik Indonesia



TAJUK MEDIA HUKUM INDONESIA - Semasa kecil dulu, kemampuan teknik berkelahi ala kampung yang bisa saya lakukan cuma memiting. Artinya, jika ada peluang untuk mengunci leher lawan dengan menjepit dengan lengan tangan sehingga leher musuh bisa di press diantara engsel siku, maka dalam waktu tertentu sang lawan langsung keok, jika tidak segera menyerah maka yang bersangkutan bisa mati kehabisan nafas.

Tapi teknik berkelahi cara kampungan ini, bisa diatasi dengan banyak belajar dari jurus bela diri yudo. Jika sekarang, dapat dilihat dari tayangan Unlimited Fighting Champion (UFC) yang banyak ditayangkan televisi atau YouTube dari berbagai manca negara yang telah mengembangkan pertandingan bela diri secara bebas dan profesional itu dengan hadiah yang aduhai nilainya.

Yang menarik, tentu saja dalam ada kegagahan yang dipertandingkan itu, sportivitas sangat dijunjung tinggi. Sehingga bagi yang menang tak perlu jadi jumawa. Sedangkan yang kalah, biasa-biasa saja menerima kekalahan dirinya dengan legowo. Apalagi ketika berhadapan di arena pertarungan, ada kesadaran bila musuh sudah tidak berdaya, tak lagi perlu dihabisi secara membabi buta. Sebab pertandingan seperti itu, masih mengedepankan nilai etika dan moral bahkan akhlak sebagai tontonan yang juga diharap memberi pelajaran yang baik dengan budaya kemanusiaan yang tetap terjaga.

Itulah sebabnya ada  hasrat yang menyenangkan untuk ikut belajar bela diri dalam berbagai model, seperti INKAI, Yudo, Yuyutzu, Kempo meski sebatas teknik dasarnya saja, karena memang sekedar untuk pengganti olah raga dan sedikit memiliki cara menjaga diri dari keisengan orang lain yang nakal.

Atas dasar itu juga, anak-anak dan cucu dianggap patut untuk mempelajari teknik bela diri yang dia anggap menarik dan sesuai dengan keinginannya. Sebab yang penting mereka pahami, bahwa harus bisa mengatasi perilaku bakal atau bahkan tindak kejahatan yang mungkin harus mereka hadapi dalam tata kehidupan yang semakin keras dan brutal sekarang.

Lalu latihan rutin, sekedar kompensasi dari olah raga yang patut dijaga, ada latihan ekstra di rumah dengan cara mengembangkan sejumlah teknik yang dianggap perlu, sekaligus untuk melenturkan otot dan memperkuat teknik mencengkeram, agar sedikit mempunyai kemampuan mengamankan lawan yang bergerak liar dan bisa membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Artinya, niat untuk belajar teknik bela diri sekedarnya itu bukan semata untuk diri sendiri, siapa tahu kelak juga dibutuhkan oleh orang lain yang perlu mendapat bantuan dari diri kita yang memiliki sedikit ilmu bela diri itu.

Jadi teknik atau budaya memiting itu dalam perkelahian atau untuk mengamankan orang yang sedang ngamuk, sebetulnya teknik lama yang tidak lebih beradab dari teknik terbaru yang dapat dilakukan tanpa harus terjadi secara kasar. Apalagi sekedar untuk mengamankan warga sendiri atau tetangga di kampung kita yang memberingas akibat sesuatu hal yang tidak dia sukai, atau karena merasa hak-haknya telah dikangkangi oleh orang lain.

Bahasa ungkap Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, SE., M.M., C.S.F.A sepatutnya dapat dipahami sebagai bahasa ucap internal untuk kalangan prajurit dalam upaya memberi semangat bertugas, agar tak gentar menghadapi segala bentuk situasi di lapangan yang harus dihadapi dan diatasi. Artinya, tak perlu diartikan bahasa ungkap itu untuk menghadapi rakyat yang sedang menyampaikan aspirasinya dengan cara aksi unjuk rasa, seperti yang terjadi di Pulau Rempang.

Karena bagaimana pun, TNI itu lahir dari rahim rakyat yang tidak boleh dikhianati seperti Malin Kundang, karena bisa menjadi anak yang durhaka dan terkutuk. Karena itu, sikap tegang yang terlanjur membuat warga masyarakat menjadi gerah, karena pilihan selera bahasa yang terkesan norak itu, tidaklah perlu disimpan di dalam hati. 

Permakluman wajar dan patut diberikan, karena memang dalam pendidikan akademi militer kita, perlu juga lebih diperbanyak pelajaran sastranya. Terutama dalam tata Krama bertutur kepada rakyat dengan bahasa rakyat. Yang penting, dalam istilah piting memiting itu kita bisa mengingat, betapa kayanya khazanah bahasa ucap suku bangsa kita yang perlu disadari, agar tak sekedar bergunjing tentang kekayaan alam kita yang juga nyaris  punah dan habis itu sekarang. 

Termasuk lahan di berbagai tempat -- tak hanya di Pulau Rempang -- yang akan segera membolduzer warga masyarakat setempat,  tapi juga di tempat lain seperti Wadas di Purworejo serta ribuan lahan di Air Bangis, Sumatra Barat dan daerah lain -- perlu kita do'akan agar tidak melupakan serta tidak merugikan penduduk sekitarnya.




Begitu juga bahasa ucap "Gusur" dan "Buldozer" yang baru muncul pada era pembangunan yang sangat dominan menyingkirkan rakyat. Sehingga istilah Gusur dan Buldozer sudah populer sebelum disebutkan oleh Luhur Binsar Panjaitan pada mereka yang hendak menghalangi investasi. 

Padahal warga masyarakat Pulau Rempang itu ingin ikut dalam pengembangan investasi raksasa itu, agar mereka tidak semakin kerdil dan jadi penonton saja dari proyek di sekitar kampung mereka yang telah dihuni sejak tiga abad silam itu.

Begitulah kisah dari istilah Piting Memiting dan Buldozer dahulu dari kampung kami yang kini jadi semakin populer untuk kembali memperkaya khazanah bahasa dan sastra Indonesia yang tak juga tengah dimiskinkan secara sistematis, masif dan strukturalism sifatnya dalam iklim politik di negeri ini.

Untung saja, saat paparan ulasan ini sedang dibaca ulang oleh Tim Bahasa pada waktu siang, pada waktu sore tim kami mendapat kiriman foto wajah dan rekaman pernyataan permintaan maaf langsung dari Laksamana  Yudo Margono sehingga menjadi semakin relevan untuk disebut serba kebetulan seperti pepatah lapuk dahulu yang mengungkapkan "Pucuk Dicinta Ulampun Tiba" sungguh persis seperti apa adanya tulisan berikut ini. Sehingga tidak jadi kami pasang foto diri kami pribadi.


Banten, 19 September 2023

       ( Jacob Ereste )  

Pengamat Bela Diri Pitingan
Dan Pemerhati Lingkungan

Jumat, 18 Agustus 2023

Sejarah Singkat Bendera Negara Sang Saka Merah Putih Dan Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia



JAKARTA, MHI - Bendera Negara Indonesia (disingkat bendera negara) atau biasa juga disebut Sang Merah Putih, Sang Saka Merah Putih, Merah Putih, atau kadang Sang Dwiwarna (dua warna) adalah bendera negara Indonesia. Bendera negara berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang dengan bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama. Bendera ini merangkum nilai-nilai kepahlawanan, patriotisme, dan nasionalisme dari rakyat Indonesia. (17/08/2023).

Sejarah, Warna merah-putih bendera negara diambil dari warna panji atau pataka Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa Timur pada abad ke-13. Akan tetapi ada pendapat bahwa pemuliaan terhadap warna merah dan putih dapat ditelusuri akar asal-mulanya dari mitologi bangsa Austronesia mengenai Bunda Bumi dan Bapak Langit; keduanya dilambangkan dengan warna merah (tanah) dan putih (langit).

Karena hal inilah maka warna merah dan putih kerap muncul dalam lambang-lambang negara berbangsa Austronesia seperti Tahiti, Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, sampai Madagaskar. Merah dan putih kemudian digunakan untuk melambangkan dualisme alam yang saling berpasangan. Catatan paling awal yang menyebut penggunaan bendera merah putih dapat ditemukan dalam Pararaton; menurut sumber ini disebutkan balatentara Jayakatwang dari Gelang-gelang mengibarkan panji berwarna merah dan putih saat menyerang Singhasari. 

Hal ini berarti sebelum masa Majapahit pun warna merah dan putih telah digunakan sebagai panji kerajaan, mungkin sejak masa Kerajaan Kediri. Pembuatan panji merah putih pun sudah dimungkinkan dalam teknik pewarnaan tekstil di Indonesia purba. Warna putih adalah warna alami kapuk atau kapas katun yang ditenun menjadi selembar kain, sementara zat pewarna merah alami diperoleh dari daun pohon jati, bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), atau dari kulit buah manggis.

Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih. Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya, bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I–XII.

Menurut seorang Guru Besar sejarah dari Universitas Padjajaran Bandung, Mansyur Suryanegara semua pejuang Muslim di Nusantara menggunakan panji-panji merah dan putih dalam melakukan perlawanan, karena berdasarkan hadits Nabi Muhammad. 

Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang-pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa warna merah dan putih berasal dari bendera rasulullah yang berwarna merah dan putih. Namun, hal ini terbantahkan oleh al-Mubarakfuri, penulis Sirah Nabawiyyah, yang menyatakan bahwa bendera rasulullah berwarna putih.

Di zaman kerajaan Bugis Bone, Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone. Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang. Panji kerajaan Badung yang berpusat di Puri Pamecutan juga mengandung warna merah dan putih, panji mereka berwarna merah, putih, dan hitam yang mungkin juga berasal dari warna Majapahit.

Pada waktu perang Jawa (1825–1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda. Kemudian, warna-warna yang dihidupkan kembali oleh para mahasiswa dan kemudian nasionalis di awal abad 20 sebagai ekspresi nasionalisme terhadap Belanda. Bendera merah putih digunakan untuk pertama kalinya di Jawa pada tahun 1928. Di bawah pemerintahan kolonialisme, bendera itu dilarang digunakan. Bendera ini resmi dijadikan sebagai bendera nasional Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika kemerdekaan diumumkan dan resmi digunakan sejak saat itu pula.

Rancangan, Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti keberanian, sedangkan putih berarti kesucian. Selain itu, warna merah pun dikatakan melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Kedua warna tersebut dianggap saling melengkapi dan menyempurnakan Indonesia. Menurut Soekarno, kedua warna tersebut berasal dari penciptaan manusia, yaitu merah yang merupakan darah wanita dan putih yang merupakan warna sperma. 

Di samping itu, menurutnya pun tanah Nusantara berwarna merah, sementara getah tumbuhan berwarna putih dan orang Jawa sudah menyajikan bubur merah putih selama ratusan tahun. Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa (gula aren) dan warna putih mirip dengan warna nasi. 

Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. 

Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.

Peraturan Tentang Bendera Merah Putih, Bendera negara diatur menurut UUD '45 pasal 35, UU No 24/2009, dan Peraturan Pemerintah No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia.

Pembentangan bendera saat Upacara Detik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka. Pengibaran dan/atau pemasangan Bendera Negara dilakukan pada waktu antara matahari terbit hingga matahari terbenam. Dalam keadaan tertentu, dapat dilakukan pada malam hari.

Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri. 

Kini, pemerintah sering menghimbau kepada masyarakat di Indonesia untuk mengibarkan dan memasang bendera negara selama satu bulan penuh pada bulan Agustus untuk memperingati hari kemerdekaan negara.Bendera Negara juga dikibarkan pada waktu peringatan hari-hari besar nasional atau peristiwa lainnya.

Setiap orang dilarang: Merusak, merobek, menginjak-injak, membakar, atau melakukan perbuatan lain dengan maksud menodai, menghina, atau merendahkan kehormatan Bendera Negara; Memakai Bendera Negara untuk reklame atau iklan komersial; 

Mengibarkan Bendera Negara yang rusak, robek, luntur, kusut, atau kusam; Mencetak, menyulam, dan menulis huruf, angka, gambar atau tanda lain dan memasang lencana atau benda apapun pada Bendera Negara; dan Memakai Bendera Negara untuk langit-langit, atap, pembungkus barang, dan tutup barang yang dapat menurunkan kehormatan Bendera Negara.

Berkibarlah Benderaku

Berkibarlah Benderaku adalah salah satu lagu nasional dari Indonesia. Lagu ini diciptakan oleh Saridjah Niung atau lebih dikenal dengan nama Ibu Soed, dan dibantu oleh Joesoef Ronodipoero yang menjadi pimpinan Radio Republik Indonesia (RRI). Lagu ini diciptakan tahun 1947.

Lagu Kabangsaan "Indonesia Raya"




"Indonesia Raya" merupakan lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini menjadi salah satu titik kelahiran pergerakan nasionalis di seluruh Nusantara yang mendukung ide "Indonesia" yang satu sebagai penerus Hindia Belanda, daripada dipecah belah menjadi beberapa koloni.

Lagu ini digubah oleh Wage Rudolf Soepratman pada tahun 1924 dan kemudian diperkenalkan di depan khalayak pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda II di Batavia (Jakarta). Koran Tionghoa berbahasa Melayu, Sin Po, edisi 10 November 1928 diterbitkan. Setelah beberapa kali mengalami perubahan, lagu "Indonesia Raya" diputar dalam upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia seusai pembacaan Teks Proklamasi oleh Soekarno. Lagu "Indonesia Raya" yang gubahannya sempat ditinjau ulang kemudian diatur keabsahannya sebagai lagu kebangsaaan dalam PP No. 44 Tahun 1958. Keabsahannya sebagai lagu kebangsaan dikukuhkan lebih jauh dengan ditetapkannya amandemen kedua UUD 1945 yang memasukkan butir "Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya" dalam Pasal 36B, dan juga disahkannya UU No. 24 Tahun 2009.

"Indonesia Raya" selalu dimainkan dan dinyanyikan pada upacara bendera, yaitu pada saat pengibaran atau penurunan Bendera Sang Merah Putih, terutama pada upacara Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus setiap tahunnya. Bendera Negara harus dinaikkan atau diturunkan dengan khidmat serta dengan tarikan dan uluran yang diatur sedemikian agar bendera mencapai puncak tiang bendera ketika lagu berakhir. Setiap orang yang hadir pada saat Lagu Kebangsaan diperdengarkan dan/atau dinyanyikan, wajib berdiri tegak dengan sikap hormat.[4] Lagu kebangsaan "Indonesia Raya" juga wajib diputar di setiap stasiun televisi dan radio sebelum pembukaan stasiun televisi dan radio, atau antara pukul 04:00 WIB dan 06:00 WIB.

Aransemen Simfoni Jos Cleber (1950)

Secara musikal, lagu ini telah dimuliakan — justru — oleh orang Belanda (atau Belgia) bernama Jos Cleber (pada waktu itu ia berusia 34 tahun) yang tutup usia tahun 1999 pada usia 83 tahun. Setelah menerima permintaan Kepala Studio RRI Jakarta adalah Jusuf Ronodipuro sejak pada tahun 1950, Jos Cleber pun menyusun aransemen baru, yang penyempurnaannya ia lakukan setelah juga menerima masukan dari Presiden Soekarno.
Rekaman asli (1950) dan rekam ulang (1997)

Rekaman asli dari Jos Cleber sejak pada tahun 1950 dari Jakarta Philharmonic Orchestra dimainkan perekaman secara bersuara stereo di Bandar Lampung sejak peresmian oleh Presiden Soeharto sejak pada tanggal 1 Januari 1992 dan direkam kembali secara digital di Australia sejak bertepatan pada Kerusuhan Mei 1998 yang diaransemen oleh Jos Cleber yang tersimpan di RRI Jakarta oleh Victoria Philharmonic Orchestra di bawah konduktor oleh Addie Muljadi Sumaatmadja yang berkerjsama oleh Twilite Orchestra yang diletak debut album pertama oleh Simfoni Negeriku yang durasi selama 1-menit 47-detik.

Lirik asli (1928)

INDONESIA RAJA

I

Indonesia, tanah airkoe,
Tanah toempah darahkoe,
Disanalah akoe berdiri,
Mendjaga Pandoe Iboekoe.

Indonesia kebangsaankoe,
Kebangsaan tanah airkoe,
Marilah kita berseroe:
"Indonesia Bersatoe".

Hidoeplah tanahkoe,
Hidoeplah neg'rikoe,
Bangsakoe, djiwakoe, semoea,
Bangoenlah rajatnja,
Bangoenlah badannja,
Oentoek Indonesia Raja.

II

Indonesia, tanah jang moelia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah akoe hidoep,
Oentoek s'lama-lamanja.

Indonesia, tanah poesaka,
Poesaka kita semoea,
Marilah kita mendoa:
"Indonesia Bahagia".

Soeboerlah tanahnja,
Soeboerlah djiwanja,
Bangsanja, rajatnja, semoeanja,
Sedarlah hatinja,
Sedarlah boedinja,
Oentoek Indonesia Raja.

III

Indonesia, tanah jang soetji,
Bagi kita disini,
Disanalah kita berdiri,
Mendjaga Iboe sedjati.

Indonesia, tanah berseri,
Tanah jang terkoetjintai,
Marilah kita berdjandji:
"Indonesia Bersatoe"

S'lamatlah rajatnja,
S'lamatlah poet'ranja,
Poelaoenja, laoetnja, semoea,
Madjoelah neg'rinja,
Madjoelah Pandoenja,
Oentoek Indonesia Raja.

Refrain

Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Tanahkoe, neg'rikoe jang koetjinta.
Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Hidoeplah Indonesia Raja.

(RED) MHI 

Sumber : Disadur Dari Berbagai Sumber

Kesuksesan Penampilan Putri Ariani Menggoyang Kemeriahan Peringatan HUT RI ke 78 di Halaman Istana Merdeka, Jakarta




JAKARTA, MHI - Penampilan spesial dari penyanyi Putri Ariani sukses membuat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis, 17 Agustus 2023 makin meriah. Masyarakat dan undangan dibuat bergoyang saat dirinya tampil membawakan lagu "Rungkad".

Masyarakat langsung tumpah-ruah ke area upacara begitu Putri Ariani menyanyikan penggalan lirik lagu ciptaan Vicky Tri Prasetyo tersebut. Putri bernyanyi sambil memainkan piano, dengan turut diiringi orkestra dari Gita Bahana Nusantara.

"Rungkad entek-entekan.. Kelangan kowe sing paling tersayang," ujar penyanyi yang mendapatkan Golden Buzzer pada ajang America's Got Talent tersebut.

Tak hanya para undangan, para pasukan TNI-Polri yang berbaris di tengah lapangan juga turut menari mengikuti irama musik. Jika pada peringatan tahun-tahun sebelumnya para pasukan hanya berbaris, kali ini mereka tampak kompak melakukan gerakan tarian dengan koreografi yang serempak.




Peringatan HUT Ke-78 RI juga dimeriahkan dengan penampilan atraksi udara dari TNI AU. Uniknya, selain diisi manuver pesawat-pesawat tempur, ada juga aerobatik dari pesawat Jupiter dan helikopter Pegasus.

Saat diputarkan lagu "Gemu Fa Mi Re", helikopter Pegasus tersebut tampak turut "bergoyang" memutar ke kiri dan kanan, mengikuti irama dan lirik lagu.
Penampilan spesial kemudian diisi dengan penampilan dari grup musik asal Papua, MAC, yang membawakan lagu "Cuma Saya". Setelahnya, giliran grup musik Shine of Black tampil membawakan lagu ‘’Jangan Ganggu’’.

(Red) MHI 

Kamis, 17 Agustus 2023

Sejarah Istana Gambir Usai Penandatangan Naskah Kedaulatan RIS, Gubernur Jenderal Belanda Saksikan Pegantian Bendera



JAKARTA, MHI - Istana Merdeka terletak di Jalan Merdeka Utara dan menghadap ke Taman Monumen Nasional. Kompleks Istana Merdeka dan Istana Negara luasnya mencapai 6,8 hektar dan berada di jantung ibu kota negara.

Sejarah Singkat Dengan meningkatnya kegiatan pemerintah Hindia-Belanda pada waktu itu, bangunan yang kini bernama Istana Negara itu dianggap kurang memenuhi syarat keperluan. Sehingga dianggap perlu mendirikan bangunan lagi. Melalui arsitek Drossares, pada tahun 1873, yakni pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Louden, didirikan bangunan lain yang baru rampung kemudian pada tahun 1879, di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Willem van Landsbarge. Bangunan tersebut waktu itu dikenal dengan nama "Istana Gambir".

Tercatat hingga kini, sebanyak 20 orang telah mendiami Istana Merdeka ini: 15 gubernur jenderal Hindia Belanda, 3 Saiko Syikikan (Panglima Tertinggi Tentara XVI Jepang di Jawa), dan 2 Presiden RI. Namun, dari 15 gubernur jenderal Belanda itu, hanya 4 orang yang benar-benar tinggal; yang lainnya memilih Istana Bogor. 

Presiden RI yang betul-betul tinggal adalah Presiden pertama Soekarno, Presiden keempat Abdurrahman Wahid, dan Presiden ketujuh Joko Widodo sebelum kemudian bertempat tinggal di Istana Bogor.

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, istana ini menjadi saksi penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Pemerintah Belanda pada 27 Desember 1949. Republik Indonesia Serikat diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan Kerajaan Belanda diwakili oleh A.H.J. Lovink, Wakil Tinggi Mahkota di Indonesia. Penandatangan naskah kedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan pada waktu bersamaan, baik di Belanda (di Amsterdam: pada pukul 10.00 waktu setempat) maupun di Indonesia (di Jakarta dan Yogyakarta: pada pukul 16.00).

Sementara itu, pada hari dan tanggal tersebut, di berbagai tempat dan penjuru tanah air, ratusan ribu warga bangsa Indonesia berkumpul mengelilingi pesawat radio masing-masing, menanti siaran dari Jakarta yang membawa berita luar biasa itu. Serta-merta terdengar berita upacara penandatanganan dan penyerahan naskah tentang pengakuan atas kedaulatan RI Serikat itu, serta-merta pula bendera sang merah putih berkibar mengantikan bendera Belanda, lagu Indonesia Raya berkumandang, dan pekikan “merdeka, merdeka, merdeka”,menggema di seluruh pelosok tanah air. Itulah sebabnya, Istana itu bernama Istana Merdeka. Salah satu keputusan yang dikeluarkan pada saat itu oleh Presiden Soekarno adalah mengubah nama Istana Gambir menjadi Istana Merdeka dan Istana Rijswijk menjadi Istana Negara.

Keesokan harinya (28 Desember 1949), Presiden RI Soekarno beserta keluarga tiba di Jakarta dari Yogyakarta, mendiami Istana Merdeka untuk pertama kalinya. Sebelumnya Istana Gambir dihuni oleh Dr. Hubertus J. Van Mook, Gubernur Jenderal hingga 1948, dan kemudian oleh Dr.L.M.J. Beel, Wakil Tinggi Mahkota. Sejak itu pula, Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus di Istana Merdeka pertama kali diadakan pada 1950.

Fungsi Istana Pada jaman Soekarno, Presiden memakai ruang di sisi timur Istana Merdeka sebagai kamar tidurnya. Ruang tidur itu berseberangan dengan ruang kerjanya dan dipisahkan oleh bangsal luas yang dikenal sebagai ruang resepsi. Ruang tidur Bung Karno tidak mempunyai kamar mandi sendiri. Bung Karno dan Ibu Fatmawati menggunakan kamar mandi yang terletak di belakang kamar tidur, bersebelahan dengan kamar tidur Guntur, anak sulung mereka. Semuanya berada di sisi timur Istana Merdeka.

Sisi barat depan Istana Merdeka dipergunakan bagi kegiatan-kegiatan yang lebih resmi. Di antara serambi depan dan ruang kerja Presiden semula merupakan teras terbuka dengan perabotan dari rotan. Sebagian ruangan menjadi ruang tunggu untuk para Duta Besar sebelum menyerahkan surat-kepercayaan kepada Presiden. Sebagian lagi menjadi ruang tamu Presiden yang kemudian dikenal sebagai ruang Jepara karena ruangan ini pada masa Presiden Soeharto diisi dengan meja-kursi kayu dan ragam interior dari ukiran Jepara.

Ruang kerja Presiden Soekarno diisi dengan meja dari kayu masif, setelan kursi tamu dari kulit, dan dua dinding yang dipenuhi lemari buku yang tingginya sepertiga dinding. Ruang kerja ini nyaris tidak berubah setelah ditinggalkan Bung Karno dan selama 32 tahun dipergunakan oleh Presiden Soeharto. Baru pada masa Presiden B.J. Habibie ruang tersebut mengalami sedikit perubahan.

Ketika putra-putri Bung Karno masih kecil, mereka tidak dikirim ke sekolah umum. Sebuah gazebo di pelataran tengah diubah menjadi kelas taman kanak-kanak bagi mereka. Gazebo itu di masa Hindia-Belanda dipakai sebagai muziek-kopel- tempat para pemusik bermain pada acara-acara pesta kebun. Guru untuk taman kanak-kanak itu didatangkan ke sana. Anak-anak staf Istana yang seusia juga diajak “bersekolah” di situ untuk menemani putra-putri Bung Karno. Kebanyakan mereka tinggal di bangunan samping untuk karyawan Istana.

Di pelataran juga terdapat sebuah bangunan yang disebut “sanggar“. Bangunan itu terbuat dari kayu, bertingkat dua, dan sering dipakai Bung Karno sebagai studio untuk melukis atau menulis naskah pidato. Kelak di atas lokasi ini Presiden Soeharto membangun Puri Bhakti Renatama yang berfungsi sebagai museum untuk menyimpan lukisan dan benda-benda seni.

Pada masa Bung Karno, bagian-bagian luar Istana masih terbuka sehingga merupakan serambi-serambi dan beranda-beranda yang luas. Sekeliling Istana, sekalipun berpagar, tetap memberi kesan terbuka. Beberapa bagian beranda yang terbuka itu dilengkapi dengan setelan kursi rotan. Di situ kadang-kadang Presiden Soekarno menemui tamu-tamunya, termasuk juga melayani wawancara para wartawan.

Pada tahun 1958, arsitek R.M. Soedarsono membangun Masjid Baiturrahim di samping barat Istana Merdeka. Pembangunan tersebut rampung pada tahun 1961. Pada masa pemerintahan Presiden Habibie mesjid ini diperluas pada sisi selatan dengan bangunan simetris dengan sisi utara, sedangkan bagian dalam kubah mesjid dihiasi dengan kaligrafi dari ayat-ayat suci Alquran.

Setelah membangun Mesjid Baiturrahim Presiden Soekarno juga memerintahkan arsitek Soedarsono merancang bangunan tempat tinggal para tamu negara di dalam lingkungan Istana Jakarta. Bangunan bertingkat enam itu disebut Wisma Negara, terletak di sisi barat pelataran dalam Istana Jakarta dan dibangun sepanjang 1962-1964.

Lantai teratas Wisma Negara adalah ruang makan dan ruang tamu bagi para tamu agung negara. Lantai lima adalah sebuah suite untuk tamu agung setingkat Kepala Negara, sedangkan lantai empat merupakan suite bagi tamu agung sederajat Perdana Menteri atau Wakil Presiden. Wisma Negara juga dilengkapi dengan kantor pos, salon pangkas dan kecantikan, tempat penukaran uang, serta toko cenderamata.

Halaman luas yang menjadi pelataran bagi Istana Merdeka, Istana Negara dan Wisma Negara seringkali disinggahi berbagai macam burung sesuai dengan musimnya. Ratusan burung betet, perkutut, jalak, menyinggahi halaman istana. Bung Karno dulu selalu meminta para staf untuk menyediakan makanan bagi peliharaan burung-burung. Sebagai pencinta kemerdekaan ia juga dikenal pembenci sangkar burung. Pada masa pemerintahan Presiden Megawati, Taufiq Kiemas, suami Presiden, menanam pohon salam di halaman ini untuk mengundang burung-burung bebas.

Beberapa arca kuno juga menghiasi berbagai sudut pekarangan Istana Merdeka. Salah satu diantaranya, arca Dhyani Boddisatta, yang berasal dari Jawa Tengah pada abad ke-9 merupakan arca langka yang sudah ada di sana sejak masa Hindia Belanda.

Bila Presiden Soekarno sedang berada di Istana Merdeka, sebuah bendera Kepresidenan berwarna kuning dengan bintang emas di tengahnya dikibarkan di atas Istana Merdeka. Sejak Presiden Soeharto, penandaan seperti itu tidak dilakukan.




Denyut kehidupan Istana Merdeka berubah sejak Jenderal TNI Soeharto menggantikan Ir. Soekarno. Sebagai Presiden Republik Indonesia yang kedua, Pak Harto memutuskan untuk tinggal di kediaman pribadinya di Jalan Cendana 8, Jakarta Pusat. Sejak itu praktis Istana Merdeka dan Istana Negara hanya dipakai sebagai tempat kerja, upacara, dan resepsi kenegaraan.

Presiden Soeharto berkantor di Bina Graha yang mulai dibangun pada 1969 dan selesai pada 1970. Bina Graha yang terletak di sebelah timur Istana Negara, menghadap ke arah Sungai Ciliwung, kemudian menjadi kantor resmi Pak Harto. Gedung ini berdiri di atas lahan bekas Hotel Dharma Nirmala, bangunan yang pada masa sebelumnya bernama Hotel der Nederlanden dan Rafles House.

Presiden Soeharto mempunyai dua ruang kerja di Bina Graha, yaitu di lantai dasar dan lantai atas. Kedua ruang kerja ini dihubungkan dengan tangga. Ruang kerja di lantai atas biasanya dipakai sebelum menghadiri sidang-sidang kabinet terbatas. Ruang kerja di lantai bawah dipakai untuk menerima tamu-tamu yang berhubungan dengan kegiatan pemerintahan. Untuk menerima tamu negara dan pejabat lembaga tinggi negara, Presiden Soeharto menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka.

Pada dasawarsa terakhir masa pemerintahannya, Pak Harto bahkan makin sering menggunakan kediamannya di Jalan Cendana untuk menerima para tamu. Pada periode itu Pak Harto juga mulai sering menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka pada hari Jum'at agar dekat dengan Mesjid Baiturrahim. Beliau juga menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka itu untuk pertemuan-pertemuan yang bersifat khusus.

Tidak adanya kebutuhan untuk kehidupan rumah tangga di Istana Merdeka juga mengubah berbagai fungsi ruangan. Atas persetujuan Presiden Soeharto, bekas kamar tidur Bung Karno pada renovasi 1997 diubah menjadi tempat menyimpan Bendera Pusaka, dan naskah asli Proklamasi Kemerdekaan. Patung dada Bung Karno dan Bung Hatta juga ditempatkan di ruang itu. 

Pada dinding utara ruang pusaka itu dipasang relief yang menggambarkan Sajuti Melik mengetik teks proklamasi, sedangkan relief pada dinding selatan menggambarkan Ibu Fatmawati menjahit Bendera Pusaka. Di antara semua Presiden Republik Indonesia, Presiden Habibie yang paling sering membawa tamunya mengunjungi ruang Bendera Pusaka ini.

Bekas ruang tidur Ibu Fatmawati di sisi barat, di samping belakang ruang kerja Presiden, diubah menjadi dua ruang tidur untuk istirahat Kepala Negara, dilengkapi dengan kamar mandi yang telah direnovasi. Pak Harto hanya menggunakan ruang ini untuk bermalam setiap tanggal 16 Agustus setelah mengikuti upacara renungan suci di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, menjelang upacara peringatan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Ruang Kredensial, yaitu bangsal pertama yang dicapai setelah memasuki pintu utama Istana Merdeka dari arah serambi depan, tidak berubah fungsinya. Di situlah para Duta Besar negara sahabat menyampaikan surat kepercayaan (kredensial) kepada Kepala Negara Republik Indonesia. Di ruang ini pula, Kepala Negara setiap tahun menerima para Duta Besar yang menyampaikan ucapan selamat ulang tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Di belakang Ruang Kredensial terdapat sebuah koridor yang memisahkan Ruang Jepara di sisi barat sedangkan di sisi timur adalah salon yang dipakai sebagai ruang kerja, ruang tamu, dan ruang makan Ibu Negara. Pada masa Presiden Megawati, ruang ini dirombak menjadi Ruang Raden Saleh, khusus untuk menyimpan lima lukisan Raden Saleh.

Melalui koridor yang memisahkan Ruang Jepara dan Ruang Raden Saleh, para tamu bisa melangkah ke bangsal berikutnya, yaitu Ruang Resepsi yang merupakan ruang terluas di Istana Merdeka. Beberapa resepsi kenegaraan diselenggarakan di ruang ini.

Ruang Resepsi ini berlanjut ke serambi belakang yang sudah diperluas sejak renovasi 1997. Serambi ini semula merupakan teras terbuka, kemudian ditutup pada masa Presiden Soeharto dengan dinding pintu dan jendela kaca yang disesuaikan dengan gaya arsitektur bangunan. Serambi belakang tertutup ini juga bersambung ke sebuah teras terbuka yang menghadap ke pelataran Istana Jakarta. Di bagian atas dinding dalam serambi tersebut dihias dengan relief aksara Arab yang mengandung arti “damailah mereka yang berkunjung ke tempat ini“ pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie.

Pemerintahan Presiden Soeharto berakhir dalam sebuah upacara mendadak di Ruang Kredensial Istana Merdeka pada 21 Mei 1998. Dalam acara singkat yang disiarkan langsung melalui televisi, sesaat setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri, maka Wakil Presiden Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie mengucapkan sumpah di hadapan Ketua Mahkamah Agung untuk memulai tugasnya sebagai Presiden Republik Indonesia yang ketiga.

Presiden Habibie tinggal di kediaman pribadi di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, dan berkantor di Istana Merdeka. Ia menggunakan kantor di Bina Graha hanya pada saat-saat tertentu, misalnya bila memimpin Sidang Kabinet Terbatas. Untuk itu, dilakukan berbagai penyesuaian untuk membuat ruang kerja di Istana Merdeka itu memenuhi syarat guna menunjang kerja seorang Presiden yang akrab dengan teknologi baru. Sebuah setelan sofa dari kulit bergaya Chesterfield ditempatkan di ruang kerja. Di atas meja kerja ditempatkan dua komputer.

Irama kerja Presiden Habibie berbeda dengan irama kerja kedua pendahulunya. Sebagai orang yang bekerja tanpa henti hingga larut malam, Pak Habibie baru memulai acaranya di Istana Merdeka pada pukul sepuluh pagi. Kadang-kadang ia tidak keluar dari Istana hingga menjelang tengah malam. Pada hari Sabtu, ia mengkhususkan waktunya di Istana Merdeka untuk menerima wartawan yang hendak mewawancarainya.

Untuk menerima tamu-tamu di antara dua kegiatan di Istana Negara dan Istana Merdeka, Presiden Habibie kadang-kadang menggunakan salah satu ruang di Puri Bhakti Renatama.

Ini juga demi alasan praktis karena gedung itu terletak dalam perjalanan antara kedua Istana. Untuk jumpa pers, ia sering mengundang para wartawan ke Wisma Negara. Presiden Habibie juga sering memanfaatkan ruang makan yang berbeda untuk acara santap siangnya. Ia sering membawa sendiri makan siangnya dari rumah.

Presiden Habibie hanya sempat memerintah selama 13 bulan, dan digantikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid, yang biasa dipanggil Gus Dur. Pada masa kepemimpinannya, Gus Dur memindahkan keluarganya ke Istana Merdeka. Ia menggunakan ruang tidur yang semula dipergunakan Bung Karno di Istana Merdeka.

Gaya hidup Gus Dur yang sangat terbuka memberi warna baru degup kehidupan Istana Merdeka. Seringkali Istana “hidup“ selama 24 jam karena berbagai jamuan dan pertemuan keluarga yang menghadirkan tamu berjumlah besar.

Gus Dur juga bekerja di ruang kerja Bung Karno. Sebaliknya, Presiden Megawati justru tidak menggunakan ruang kerja di Istana Merdeka sebagai kantornya, melainkan salah satu ruangan di Istana Negara.

Pada masa Presiden Megawati dipersiapkan rencana memindahkan kantor Presiden ke Puri Bhakti Renatama yang terletak di pelataran dalam antara Istana Merdeka dan Istana Negara. Bangunan tambahan itu dibangun semasa Presiden Soeharto sebagai museum untuk menyimpan lukisan dan benda-benda seni serta benda-benda hadiah.

Tetapi karena koleksi lukisan, benda seni, dan benda hadiah terus bertambah, museum itu tidak mampu lagi menampung semuanya. Gedung Bina Graha yang semula menjadi Kantor Presiden diubah fungsinya menjadi museum untuk menyimpan semua koleksi benda seni yang tidak dipajang di Istana. Sedangkan bekas bangunan museum itu direnovasi menjadi Kantor Presiden yang baru, lengkap dengan ruang untuk konferensi pers dan ruang Rapat Kabinet.

Pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gedung Bina Graha dipergunakan sebagai kantor untuk Staf Khusus Presiden. Sedangkan pada saat ini, di masa Presiden Joko Widodo, Bina Graha dipergunakan untuk Kantor Staf Presiden. Sedangkan koleksi benda seni yang semula tersimpan di Bina Graha, di simpan di museum Istana Kepresidenan lain.

Bagian-Bagian Istana Di halaman depan Istana Merdeka, berdekatan dengan kolam air mancur, berdiri sebuah tiang bendera dari beton setinggi 17 meter. Sebelumnya, pada masa Hindia-Belanda bendera dikibarkan di puncak Istana Merdeka. Setiap tahun, dalam peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tiang bendera ini dikibarkan duplikat Bendera Pusaka.

Secara bertahap Istana Merdeka mengalami perubahan. Kegemaran Ibu Negara Tien Soeharto terhadap ukir-ukiran kayu Jepara dengan segera mengubah penampilan Istana. Di luar bergaya Palladio, di dalam bergaya Jepara. Menurut Joop Ave, yang menjabat sebagai Kepala Istana-istana Presiden pada saat diawalinya renovasi interior, upaya itu juga untuk mengindonesiakan sekaligus memasyarakatkan Istana. Ketika Sampoerno menjadi Kepala Rumah Tangga Kepresidenan, pengindonesiaan ragam hias tersebut dilanjutkan.

Ruang tamu Presiden di sisi barat Istana Merdeka misalnya, kemudian diberi nama Ruang Jepara karena menggunakan ragam hias ukiran Jepara secara masif. Semua setelan kursi dan sofa dibuat dengan kerangka kayu jati ukiran Jepara. Pada dinding-dindingnya digantung beberapa relief kayu berukuran besar. Salah satunya menggambarkan epik Ramayana.

Beberapa saka di ruang itu juga dibungkus dengan kayu berukir. Dua pasang saka masif berlaras Ionia, masing-masing di ruang Kredensial dan Ruang Jepara, juga dibungkus dengan ukiran Jepara.

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, lantai marmer di berbagai ruang utama Istana Merdeka ditutup permadani berwarna merah marun, sedangkan di Istana Negara dengan permadani warna hijau. Permadani itu memakai hiasan dengan ragam hias lung-lungan disepanjang tepi serta bagian tengahnya. Di ruang Kredensial, hiasan tengah permadaninya memakai motif Cakra Manggilingan.

Pilihan warna merah untuk Istana Merdeka dan hijau untuk Istana Negara juga diterapkan pada gorden atau tirai jendela dan pintu di kedua bangunan itu. Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, gorden di Istana Merdeka diubah warnanya menjadi biru.

Pada masa Presiden Abdurrahman Wahid, jabatan Kepala Rumah Tangga Istana diubah menjadi Sekretaris Presiden RI yang pada masa Presiden Megawati dijabat oleh Kemal Munawar. Presiden Megawati mengangkat Staf Khusus Kris Danubrata yang ditugasi melakukan penataan ulang interior Istana-istana Presiden Republik Indonesia.

Secara bertahap dilakukan pula penggantian gorden dan karpet di Istana Jakarta. Gorden yang semula tebal dan berwarna masif digantikan dengan vitrase semi-transparan yang memberi kesan ringan dan terbuka. Karpet yang semula wall-to-wall diganti dengan lembaran-lembaran luas karpet Persia, Pakistan, dan Afghanistan, yang menimbulkan kesan ramah dan akrab.

Kursi dan sofa dari kayu ukiran Jepara dengan bantalan berwarna kuning emas yang semula memenuhi Istana Merdeka juga diganti dengan kursi dan sofa peninggalan kolonial Hindia-Belanda dulu. Sebagian besar mebel itu dikeluarkan kembali dari gudang untuk direnovasi dan diganti bantalan baru dengan warna dan corak yang menimbulkan kesan elegan dan hangat.

Di masa Presiden Megawati dilakukan penataan dan penempatan kembali lukisan serta benda-benda seni lainnya sesuai dengan penataan interior yang baru. Beberapa lukisan dikembalikan ke tempatnya semula seperti ketika pada awalnya ditempatkan secara khusus oleh Bung Karno atas pertimbangan estetis dan teknis yang khusus. Presiden Megawati juga memilih untuk tidak tinggal di Istana Merdeka. Sekalipun demikian, Ibu Mega menggunakan Istana Negara sebagai kantornya.

Hampir semua Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan dari seluruh dunia telah mengunjungi Istana Merdeka. Nama-nama mereka tercatat dalam daftar panjang para tamu negara di Istana Merdeka. Beberapa nama besar dalam sejarah dunia yang pernah berkunjung ke Istana Merdeka, antara lain: Sri Pandit Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri Indira Gandhi, Ratu Elizabeth, Ratu Juliana, Raja Norodom Sihanouk, Jaksa Agung Robert Kennedy, Presiden Nelson Mandela, Kanselir Helmut Kohl, Presiden Bill Clinton, Putri Diana, dan Presiden Obama.

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Istana Jakarta dibuka untuk umum (dapat dikunjungi oleh masyarakat umum). Namun Istana Merdeka ditutup untuk umum sejak digunakan sebagai kediaman resmi pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam perkembangannya, pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terdapat program Istura (Istana untuk Rakyat) dimana masyarakat dapat mengunjungi Istana Kepresidenan di akhir pekan. Program ini kemudian tidak dilanjutkan pada masa Presiden Joko Widodo.

Kantor Presiden Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, merupakan Presiden yang sangat memperhatikan keadaan serta kenyamanan gedung/Istana Kepresidenan. Presiden ini, banyak melakukan perubahan, khususnya merenovasi, baik secara fisik gedung maupun isinya, berikut hiasan atau perabot kerumahtanggaan, atau pengalihfungsiannya. 

Kantor Presiden ini mulai dibangun pada tahun 2001; semula gedung ini merupakan museum Puri Bhakti Renatama; produk renovasi ini didominasi oleh warna putih, dengan perabot yang ditata serasi untuk kantor kerja. Demikian pula warna perabotan yang mengisinya cenderung didominasi oleh warna ini. Letaknya sesuai dengan bangunan yang digantikannya, yaitu di sebelah timur kompleks Istana Merdeka.

(RED) MHI 



Sumber : Kemensegneg

Senin, 17 Juli 2023

Presiden Joko Widodo Lantik Politisi Senior H Djan Faridz Dan Dubes LBBP RI Sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden



JAKARTA, MHI - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) secara resmi melantik Djan Faridz dan Gandi Sulistiyanto Soeherman sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Pelantikan dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/07/2023) pagi.

Pelantikan dilandaskan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 63/P Tahun 2023 tentang Pengangkatan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

“Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab,” ucap Presiden mendiktekan sumpah jabatan kepada para pejabat yang dilantik.

Usai pelantikan, Presiden Joko Widodo beserta tamu undangan lainnya memberikan ucapan selamat kepada para pejabat yang dilantik.

Gandi Sulistiyanto sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia (Dubes LBBP RI) untuk Republik Korea, sementara Djan Faridz tercatat pernah menjabat sebagai Menteri Perumahan Rakyat pada Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2009-2014 serta sebagai pembina dari sejumlah media cetak maupun online diantaranya, mediahukumindonesia.com, koranrepublik.com, wartaberitanasional.com,merdekaonline.net dan milleniumonline.website, juga termasuk media kualifikasi Internasional diantaranya, amun-ratv.com dan omikamitv.com.




Turut hadir dalam pelantikan tersebut, antara lain, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung.
 
(DND/UN/IRF/IKSN) MHI 

Sabtu, 15 Juli 2023

'Pecah Telur' di Senayan Jadi Target Prioritas Ketum PKN, Anas Urbaningrum, Saipul Jamil : Ketum Terpilih Jadilah Yang Amanah!



JAKARTA, MHI - Kabar terbaru Nusantara dari Saipul Jamil setelah memutuskan bergabung dengan Partai Kebangkitan Nusantara dibawah pimpinan Anas Urbaningrum. Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) menggelar musyarawah luar biasa (Munaslub) pada 14 Juli 2023 sampai dengan 16 Juli 2023 di Jakarta.

Munaslub tersebut menetapkan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum (ketum).
Berdasarkan pantauan Awak Media di lokasi, terlihat Munaslub PKN hari pertama terdapat publik figur seperti Pengacara Kondang, Farhat Abbas dan juga Pedangdut Populer, Saipul Jamil.

Saipul mengatakan, bahwa dirinya bergabung dengan PKN sudah hampir dua bulan lalu.

"Saya sudah hampir dua bulan lalu, ya karena persiapan saya kemarin cukup cepat ya semuanya serba cepat, kalau saya orangnya jalani aja, jalani dulu, ya serius, setelah itu tinggal menunggu keputusan Allah aja," kata Saipul. 

Selain itu, Saipul pun menambahkan, bahwa dirinya berencana akan menjadi menjadi bacaleg untuk Jawa Barat dan Banten. 

"Rencana nyaleg antara Jawa Barat atau Banten," kata Saipul Jamil.
 
"Ya mudah-mudahan lolos verifikasi karena semua syarat sudah penuhi semua, dan tinggal menunggu verifikasi aja,"terang Saipul Jamil.

Ditanyakan kenapa bisa masuk di PKN?, Saipul Jamil menjawab," Ya kenapa enggak, kan saya warga negara juga, punya hak memilih dan di pilih," katanya di lokasi, Jumat (14/7/2023).

Lanjut Saipul," Jadi alhamdulilah ini tarawan yang baik buat saya, mudah-mudahan keberuntungan buat saya bisa menjadi wakil rakyat, mudah-mudahan Insya Allah," Imbuhnya.

Ditanyakan Awak Media tentang alasan dirinya memilih di Partai Kebangkitan Nusantara, Saipul Jamil menjawab.

"Alasannya saya kebetulan ditawari,ya..kenapa enggak namanya ditawari kan..ya kan..orang berbondong-bondong menawarkan diri ke Partai Politik, tapi ini PKN menawarkan saya untuk bergabung menjadi keluarga besar PKN..kenapa enggak," ungkapnya.

Ditanyakan tentang target kedepannya bagaimana, Saipul Jamil menjawab," Targetnya , ya sudah pasti menjadi wakil rakyat yang amanah..Insya Allah, ya," jelasnya.

Dirinya juga berpesan kepada ketua Umum terpilih agar menjadi Ketua Umum yang amanah dan juga menjadi seorang pemimpin yang dapat memberikan bimbingan kepada semua anggotanya.

"Khususnya kepada Kader-kader dan juga tentunya untuk memanjakan rakyat Indonesia,"ucapnya.

Ditanyakan mengenai Visi dan Misinya dalam mencalonkan dirinya sebagai wakil rakyat.

"Ya pasttilah Visi dan Misinya sama dengan yang lain jugalah..yakan. Mensempurnakan sesuatu yang ketinggalan..ya, terus juga memberikan yang terbaik untuk kita semua rakyat Indonesia..gitukan. Menjadi tuan rumah di Negara sendiri, membahagiakan, mencerdaskan serta memberikan kebahagiaan serta kemakmuran," terangnya.

"Karena saya dulu pernah merasakan..jamannya tuh Indonesia makmur, saya termasuk anak kelahiran tahun 80, jadi saya pernah merasakan Pemimpin yang mana sih yang bener-bener bikin nyaman hati, ternyata dulu saya pernah merasakan punya Pemimpin yang bener-bener nyaman sebagai warga, sebagai rakyat..bener-bener tuh kayaknya kedamaian, perekonomian juga..ee..kayaknya juga..ee..makmur..ya. Jaman saya kecil saya merasakan itu..harga-harga juga merah..saya pernah merasakan waktu itu Dolar 1500, pernah merasakan Dolar 1500 sekarang sudah 15 ribu..sepuluh kali lipat," papar Saipul Jamil. 

Lebih lanjut Ia menegaskan bahwa,"Mangkanya saya pengen bangat punya pemimpin kayak jaman dulu gitu (Dengan rona wajah berharap-Red), saya enggak mau menyebutkan namanya ya, merindukan Pemimpin yang bener-bener pro rakyat..itu saya kepengen bangat, nah siapa tahu ini atas izin Allah saya bisa bergabung si PKN ini, mudah-mudahan terpilih, semoga keinginan saya untuk mengembalikan Indonesia sama temen-temen PKN yang lainnya bisa terwujut, seperti ..ee..Indonesia jaman dulu..makmur, bahagia tidak ada pertikaian, saling menghormati, tidak adanya yang seperti sekarang ini..Domba..yakan terus juga dibilang..ee..apatuhsebutannya ya..ee..po po gitulah, pokoknya seperti itulah," tutur Saipul Jamil menegaskan.

Dirinya juga berharap hadirnya PKN dapat membangkitkan Indonesia menjadi negara yang hebat, tidak mudah terprovokasi dan tidak mudah di jajah oleh orang-orang yang bukan bangsa sendiri.

"Kan PKN Partai Kebangkitan Nusantara, semoga memang bener-bener kita bangkit lagi jadi bangsa yang hebat...bangsa yang hebat dan bangsa yang tidak mudah terprovokasi dan bangsa yang tidak mudah di jajah oleh orang-orang yang bukan bangsa sendiri," tegasnya.

Saipul Jamil pun menyampaikan, bahwa dirinya sekarang punya nama panggung baru.

"Panggil saya sekarang King Saipul Jamil ya, nama panggilan baru saya," katanya.

Saipul Jamil juga menyampaikan bahwa dirinya masuk dalam Dapil Gombang.

"Pokoknya sayamah Dapil mana saja, bagi saya yang panting Indonesia," pungkas Saipul Jamil (Seraya tertawa).

Pecah Telur di Senayan Menjadi Target Prioritas Utama





Sementara Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) terpilih  periode 2023-2028 Anas Urbaningrum mengaku optimistis partai-nya bisa "Pecah Telur" meloloskan calon anggota legislatif (Caleg) PKN ke Senayan pada edisi perdananya mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu).

"Harus semua partai, termasuk PKN, pasti harus berpikir berjuang keras untuk pada kesempatan pertama ini bisa pecah telur, bisa lolos threshold di Senayan," kata Anas kepada wartawan usai dirinya ditetapkan sebagai Ketum PKN di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (14/7/2023) malam.

Anas mengaku target tersebut merupakan hal yang berat bagi pihaknya. Akan tetapi, ia yakin target tersebut bisa dicapai oleh PKN dengan strategi yang tepat dan benar.

"Itu angka yang berat, saya harus katakan itu angka yang berat, tetapi angka yang berat itu bukan berarti tidak bisa dipikul tidak bisa diangkat, tidak bisa untuk dicapai, angka itu angka yang dengan strategi yang tepat dan benar, insya Allah kami yakin bisa tembus," ucapnya.

Ia menyebut PKN akan mempersiapkan strategi politik dan caleg dengan matang, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Menurutnya, dengan cara itu PKN akan menghasilkan anggota parlemen di semua level.

"Dengan caleg-caleg yang cukup baik dalam kuantitas maupun kualitas dan strategi pemenangan yang baik, kami yakin akan menghasilkan anggota anggota parlemen di semua level," ucap dia.

Lebih lanjut, dalam pidato perdananya sebagai Ketum PKN, Anas mengatakan bahwa kader PKN memiliki optimisme kolektif. Ia menyebut optimisme tersebut menjadi kekuatan partai untuk mencetak sejarah pada Pemilu 2024.

"PKN tahun depan, pasca-pemungutan suara, insya Allah, 14 Februari 2024, akan tercatat dalam sejarah republik ini bahwa partai yang paling baru, yang paling muda usianya, tetapi punya prestasi yang tidak kalah dengan partai-partai yang lebih senior," katanya.

Anas Urbaningrum resmi terpilih dan ditetapkan sebagai Ketum PKN dalam musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) PKN yang digelar di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (14/7) malam.

"Musyawarah luar biasa telah memilih dan menetapkan saudara Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara periode 2023-2028," kata pimpinan sidang pleno Munaslub PKN.


(Supriyadi) MHI 

Selasa, 27 Juni 2023

Mencari Uang Dari Musik Dan Jualan Video Klip, Dhani Ahmad Prasetyo Launching Lagu Dewa 19 Feat Jeff Scoot Soto di Jakarta



JAKARTA, MHI – Ahmad Dhani Corp mengadakan jumpa pers dalam acara launching lagu Dewa 19 Feat Jeff Scoot Soto (Bohemian Rhapsody & Rosanna) sekaligus bisa menyaksikan eksklusif VideoLegend.TV Digital Music Television pertama di dunia yang diadakan di Hotel 101 Urban Kebon Sirih Jakarta pada tanggal 27 Juni 2023.
 
Indra Putra sebagai Founder Mydio Tech seusai mengikuti press conference launching Dewa 19 Feat Jeff Scoot Soto mengatakan pada Awak Media bahwa, “Kita melihatnya bahwa memprofit itu perlu adanya kemudahan akses terhadap user maupun terhadap baladewa dan baladewi tentunya fansnya Mas Dhani. Kita juga melihat bahwa ternyata yang paling cocok adalah web base, bukan di aplikasi seperti yang ada di masyarakat. Meskipun tidak menutup kemungkinan kedepan bakalan ada. Sekarang ini kita coba yang lebih mudah. Kalau saya lihat dari tujuan dari Mas Dhani idenya adalah untuk menambah uang terhadap musik terutama video klip, kalo dulu jaman beliau tumbuh dengan MTV dan sebagainya. Mungkin sekarang dengan adanya teknologi yang lebih mudah dan sebagainya dihadirkanlah keinginan beliau untuk menghadirkan sebuah platform yang bisa dinikmati oleh masyarakat luas seperti beliau dulu menikmati," tuturnya.
 
"Jadi kalau saya bilang bedanya tadi mengenai apakah ini akan bersaing, sepertinya bukan karena menurut saya malah menambah poin didalam industri musik itu sendiri, sehingga banyak pilihan buat masyarakat yang ingin menikmati musik terutama fansnya dewa dan fans mas Dhani. Memang yang kita persiapkan itu adalah streaming dalam arti back end dimana kita menggunakan CDN yang ada banyak platform yang sudah beredar di Indonesia yang streamingnya. Kita menggunakan teknologi yang sama, kalau platform back end kita adalah mydio box dari mydio tech. Mengenai kedepan bisnisnya mungkin lebih ke Mas Dhani karena Mas Dhani yang punya brand VideoLegend.tv jadi mungkin mas Dhani yang lebih tahu arahnya kemana. Itu semua video-video yang dikurasi oleh Mas Ahmad Dhani dan saya pribadi melihatnya kedepan kemungkinan itu balik lagi ke mas Dhani yang lebih mengerti. Kalau kita bicara musik beliau yang paling tahu kebutuhan atau permintaan masyarakat terhadap musik," papar Indra.
 
"Harga dipasaran Mas Dhani patok di Rp. 45.000/bulan seperti di premiumnya Youtube dengan project kolaborasi idealismenya dari Mas Dhani. Jika ada permintaan untuk di Aplikasi Android atau IoS kita akan provide karena kita juga punya sebenarnya yaitu Dewa 19 Super Apps untuk App Karaoke lagu-lagu Dewa 19 dan sebagainya. Kita melihat untuk streaming musik 24 jam lebih bagus pakai web base daripada aplikasi begitu juga buffering itu tergantung Back End dimana kita menggunakan CDN yang cukup bisa mumpuni untuk kita anggap bisa menjamin kestabilan itu. Kita menggunakan teknologi back end yang kita sebut dengan serverless. Mudah-mudahan tidak overload atau sebagainya, sebelum launching kita sudah lakukan ujicoba selama satu tahun yang software kita build di Indonesia dan ini salah satu karya anak bangsa, kalau di Singapore biasanya servernya hanya bagian services karena di Indonesia masih banyak server yang cukup bagus. Kalau software dibuild memory power system dan pengontrolan segala macam harus dari kita sendiri dan servernya di cloud tapi yang undernya di Singapore,"ungkapnya.
 
Lanjutnya,"Royalty dalam konteks konten yang dibuat Mas Dhani seperti VideoLegend dan sebagainya itu konteksnya adalah VDR dalam arti perusahaan rekaman mas Dhani dengan pihak perusahaan rekaman. Plaform itu hanya mendistribusi tapi distribusinya ada agreement VideoLegend," imbuhnya.
 
"Harapan dari acara launching ini mudah-mudahan kedepannya menginspirasi anak muda kita dalam teknologi dan semakin bergairah dalam mengembangkan platform-platform yang menurut mereka mungkin perlu diisi tanpa harus melihat contoh dari luar. Saya sendiri kalau boleh saya katakan sebenarnya anak-anak muda kita itu punya ide kreatif yang cukup bagus dalam mengembangkan aplikasi. Jadi saya berharap akan tumbuh terus," tutupnya.
 
Adapun Ahmad Dhani dalam presscon nya dihadapan Media TV Elektronik dan Online mengatakan bahwa, "Karena kami, Dewa 19 itu penggemar Queen dan Toto yang memang jadi inspirasi kami,” kata Ahmad Dhani saat menggelar konferensi pers di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (27/6/2023).
 
Mengenai izin untuk menggunakan lagu tersebut, Ahmad Dhani mengaku telah royalti kedua lagu tersebut dengan merogoh kocek sebesar Rp 60 juta.
 
”Bohemian Rhapsody itu bayar royalti di depan itu Rp 40 juta, Rosanna bayar royalti di depan Rp 20 juta. Mereka punya perwakilan dari sini, karena kami, Dewa 19 itu penggemar Queen dan Toto yang memang jadi inspirasi kami,” beber Ahmad Dhani.
 
Ahmad Dhani mengaku bahwa Ia juga wajib membayar royalti untuk kedua lagu itu. Hal itu disebabkan dirinya mengunggah lagu Bohemian Rhapsody dan Rosanna di platform digital miliknya.
 
"Jadi selama lagu itu dijual di platform digital atau di mana pun, kami wajib bayar royalti setelah terlampaui dari Rp 40 juta untuk Bohemian Rhapsody dan Rp 20 juta untuk Rosanna," terang Ahmad Dhani.



 
Sebagaimana diketahui Bohemian Rhapsody merupakan lagu dari Queen yang ditulis oleh Freddie Mercury atau Farrokh Bulsara pada album A Nightmare at the Opera (1975). Lagu berdurasi hampir enam menit itu meraup sukses besar dan menjadi salah satu single terlaris sepanjang masa di Inggris.Bahkan lagu tersebut juga masuk ke dalam Grammy Hall of Fame pada 2004 dan diangkat menjadi judul film biopik dari band tersebut pada 2018 yang berhasil meraih 4 piala Oscar.
 
Sementara Rosanna adalah lagu yang ditulis oleh David Paich dan menjadi single mereka untuk album Toto IV pada 1982. Rosanna berhasil mendapatkan Grammy Awards untuk kategoru Record of the Year pada 1983 dan juga mendapat nominasi di Song of the Year namun kalah dari Always on My Mind.

(Irfan) MHI 



Postingan Terupdate

Korban Penembakan Separatis Papua Dievakuasi Gabungan TNI-Polri ke Timika Usai Merebut Distrik Homeyo Dari OPM-TPNPB

TIMIKA, MHI - Pasca Aparat Keamanan (Apkam) Gabungan TNI Polri merebut Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, dari Organisasi Papua Merdeka (...

Postingan Terkini

Pilihan Redaksi