HTML

HTML

Sabtu, 08 April 2017

Alumni PIES Terbitkan Buku Bertajuk Subjectivity: Spektrum Islam Indonesia

JAKARTA ,05 April 2017, 15:46– Sejumlah mahasiswa alumni program PIES (The Partnership in Islamic Education Scholarship) menerbitkan buku bertajuk “Muslim Subjectivity: Spektrum Islam Indonesia”. Buku tersebut diluncurkan hari ini di Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
Buku Muslim Subjectivity berisi catatan hasil penelitian yang ditulis oleh 6 alumni PIES angkatan III tahun 2015. Mereka adalah para dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) dengan latar belakang keilmuan beragam. Layaknya bunga rampai, buku ini ditulis dari berbagai sudut pandang keilmuan, seperti pendidikan pesantren, kajian hukum, syariah, sosial budaya, dan keagamaan.
Beberapa tema yang dibahas antara lain: nikah siri dalam analisa gender dan hukum Islam, nilai-nilai pluralisme dalam dunia pesantren, busana dan hijab sebagai representasi diri kehidupan masyarakat kota besar di Indonesia, kemajuan dan kemunduran keulamaan al-Wasliyah, wajah kontemporer dakwah di Indonesia, sampai kepada pemikiran para tokoh yang mempengaruhi pemikiran Islam seperti Khalil ‘Abdul Karim dari Mesir.
PIES sendiri merupakan program kerjasama Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama dengan Pemerintah Australia melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) di Australian National University (ANU) Canberra.
Hadir di Kedubes Australia, Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin mengapresiasi inisiatif peluncuran buku ini. “Peluncuran buku ini sangat tepat mengingat Islam Indonesia adalah suatu bentuk artikulasi Islam yang sangat layak dan harus dipromosikan dengan serius ke dunia Internasional, karena begitu menarik dengan keberagaman dan nilali-nilai demokrasi yang ada di Indonesia,” ujarnya, Selasa.
Menurut Kamaruddin, keragaman budaya dan kearifan lokal di Indonesia adalah potensi yang sangat besar untuk dijadikan objek kajian dalam level pendidikan tinggi. Karenanya, guru besar UIN Alauddin Makassar ini menilai kajian yang dilakukan alumni PIES sangat diperlukan dalam rangka memperkaya khazanah dan literatur keindonesiaan. “Saya ucapkan selamat dan sukses dengan peluncuran buku ini,” ujarnya.
Direktur PIES Program, Professor Greg Fearly mengaku bangga atas keberhasilan program PIES terutama dengan kehadiran buku ini. Menurutnya, kehadiran PIES mendapatkan respon positif, terbukti dengan terus meningkatkan peserta yang mendaftar. Kalau tahun-tahun sebelumnya hanya pada kisaran 80 orang, untuk tahun ini mencapai 209 pendaftar yang ikut seleksi.
“Sudah ada 6 orang yang telah lulus dan siap diberangkatkan bulan Juli mendatang,” ucapnya.
Salah satu kontributor buku Muntahibun Nafis merasa Program PIES telah membuka cakrawalanya, baik secara personal, social, maupun institusional. Selama mengikuti Program PIES, dia merasa mendapatkan banyak hal, utamanya terkait pemahaman budaya masyarakat multicultural dan budaya akademik perguruan tinggi yang sangat dinamis.
“Kami berharap buku ini dapat dibaca semua kalangan dan menjadi referensi bagaimana Islam di Indonesia. Kamipun berharap kritik dan sarannya untuk perbaikan di masa yang akan datang,” kata dosen IAIN Tulungagung ini.
(hikmah/fikri/mkd) MHI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Postingan Terupdate

Korban Penembakan Separatis Papua Dievakuasi Gabungan TNI-Polri ke Timika Usai Merebut Distrik Homeyo Dari OPM-TPNPB

TIMIKA, MHI - Pasca Aparat Keamanan (Apkam) Gabungan TNI Polri merebut Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, dari Organisasi Papua Merdeka (...

Postingan Terkini

Pilihan Redaksi