
JAKARTA, 16 Agustus 2021;
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu ’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Selamat Pagi, Salam Sejahtera
bagi kita semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
Yang saya
hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Profesor K.H. Ma’ruf Amin
beserta Ibu Wury Estu Ma’ruf Amin; Yang saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua,
dan para Anggota MPR Republik Indonesia; Yang saya hormati, Ketua, para Wakil
Ketua, dan para Anggota DPR Republik Indonesia;
Yang saya
hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota DPD Republik Indonesia; Yang
saya hormati, Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga Negara;
Yang saya hormati, Ibu Hajah Megawati Soekarnoputri, Presiden Republik
Indonesia Kelima; Yang saya hormati, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden
Republik Indonesia Keenam;
Yang saya
hormati Bapak Try Sutrisno dan Bapak Hamzah Haz; Yang saya hormati Bapak
Muhammad Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla; Yang saya hormati Bapak
Boediono beserta Ibu Herawati Boediono; Yang saya hormati Ibu Hajah Shinta
Nuriyah Abdurrahman Wahid;
Yang saya
hormati, Yang Mulia para Duta Besar Negara-Negara Sahabat dan para Pimpinan
Perwakilan Badan dan Organisasi Internasional;
Yang saya
hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju serta Panglima TNI dan Kapolri;
Yang saya
hormati, para Ketua Umum Partai Politik, Yang saya hormati hadirin,
Saudara-Saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Krisis,
resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau bisa, kita hindari, tetapi jika hal
itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari. Api memang membakar,
tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan
memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan. Kita ingin
pandemi ini menerangi kita untuk mawas diri, memperbaiki diri, dan menguatkan
diri, dalam menghadapi tantangan masa depan.
Pandemi itu
seperti kawah candradimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus
mengasah. Pandemi memberikan beban yang berat kepada kita, beban yang penuh
dengan risiko, dan memaksa kita untuk menghadapi dan mengelolanya.
Semua pilar
kehidupan kita diuji, semua pilar kekuatan kita diasah. Ketabahan, kesabaran,
ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kecepatan kita, semuanya diuji dan
sekaligus diasah. Ujian dan asahan menjadi dua sisi mata uang yang tidak
terpisahkan. Bukan hanya beban yang diberikan kepada kita, tetapi kesempatan
untuk memperbaiki diri juga diajarkan kepada kita.
Tatkala
ujian itu terasa semakin berat, asahannya juga semakin meningkat. Itulah proses
menjadi bangsa yang tahan banting, yang kokoh, dan yang mampu memenangkan
gelanggang pertandingan.
Bapak, Ibu,
dan Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, Perjalanan sejarah bangsa
Indonesia telah melalui etape-etape ujian yang berat. Alhamdulillah kita
berhasil melampauinya. Kemerdekaan Republik Indonesia bukan diperoleh dari
pemberian ataupun hadiah, tetapi kita rebut melalui perjuangan di semua medan.
Perang rakyat, perang gerilya, dan diplomasi di semua lini dikerahkan, dan
buahnya membuat Indonesia sebagai bangsa yang merdeka. Resesi dan krisis yang
datang bertubi-tubi dalam perjalanan setelah Indonesia merdeka, juga berhasil
kita lampaui.
Setiap ujian
memperkokoh fondasi sosial, fondasi politik, dan fondasi ekonomi bangsa
Indonesia. Setiap etape memberikan pembelajaran dan sekaligus juga membawa
perbaikan dalam kehidupan kita. Pandemi Covid-19 telah memacu kita untuk
berubah, mengembangkan cara-cara baru, meninggalkan kebiasaan lama yang tidak
relevan, dan menerobos ketidakmungkinan. Kita dipaksa untuk membangun
normalitas baru dan melakukan hal-hal yang dianggap tabu selama ini.
Memakai
masker, menjaga jarak, tidak bersalaman, dan tidak membuat keramaian, adalah
kebiasaan baru yang dulu dianggap tabu. Bekerja dari rumah, belanja daring,
pendidikan jarak jauh, serta rapat dan sidang secara daring, telah menjadi
kebiasaan baru yang dulu kita lakukan dengan ragu-ragu.
Di tengah
dunia yang penuh disrupsi sekarang ini, karakter berani untuk berubah, berani
untuk mengubah, dan berani untuk mengkreasi hal-hal baru, merupakan fondasi
untuk membangun Indonesia Maju. Kita telah berusaha bermigrasi ke cara-cara
baru di era Revolusi Industri 4.0 ini, agar bisa bekerja lebih efektif, lebih
efisien, dan lebih produktif. Adanya Pandemi Covid-19 sekarang ini, akselerasi
inovasi semakin menyatu dalam keseharian kehidupan kita.
Bapak, Ibu,
dan Saudara-saudara yang saya hormati, Selama satu setengah tahun diterpa
pandemi, telah terjadi penguatan yang signifikan dalam perilaku dan
infrastruktur kesehatan kita, dan sekaligus penguatan kelembagaan nasional
kita. Kesadaran, partisipasi, dan kegotongroyongan masyarakat menguat luar
biasa. Kelembagaan pemerintahan lintas sektor dan lintas lembaga negara, serta
antara pusat dan daerah sampai dengan desa, juga mengalami konsolidasi.
Hal ini
membuat kapasitas sektor kesehatan meningkat pesat dan semakin mampu menghadapi
ketidakpastian yang tinggi dalam pandemi. Dari sisi masyarakat, kesadaran
terhadap kesehatan semakin tinggi.
Kebiasaan
mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, telah menjadi kesadaran
baru.
Gaya hidup
sehat, menjaga kebersihan lingkungan, berolah raga, dan mengonsumsi makanan
yang bernutrisi, terasa semakin membudaya. Hal ini merupakan modal besar untuk
menuju masyarakat yang lebih sehat dan dalam pengembangan SDM yang berkualitas.
Kesadaran
dan antusiasme masyarakat untuk divaksin, memperoleh layanan kesehatan,
memperoleh pengobatan, serta saling peduli juga semakin tinggi. Pandemi telah
mengajarkan bahwa kesehatan adalah agenda bersama. Pandemi telah menguatkan
institusi sosial di masyarakat, dan semakin memperkuat modal sosial kita.
Jika ingin
sehat, warga yang lain juga harus sehat. Jika ada seseorang yang tertular
Covid-19, maka hal ini akan membawa risiko bagi yang lainnya.
Penyakit
adalah masalah bersama, dan menjadi sehat adalah agenda bersama. Kapasitas
kelembagaan negara dalam merespons pandemi juga semakin terkonsolidasi dan
bekerja semakin responsif.
Kita tahu bahwa pandemi harus ditangani secara cepat dan terkonsolidasi, dengan merujuk kepada data, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita juga paham bahwa praktik demokrasi, akuntabilitas, dan tata kelola yang baik harus dijunjung tinggi. Kerja sama antarlembaga, serta kepemimpinan yang responsif dan konsolidatif, menjadi kunci dalam menangani pandemi.
Sejak awal pandemi, lembaga legislatif
dan lembaga pemeriksa memberikan dukungan kepada pemerintah untuk cepat
mengonsolidasikan kekuatan fiskal. TNI, Polri, dan birokrasi dari tingkat
nasional sampai tingkat desa, terus bahu membahu dalam melakukan pendisiplinan
protokol kesehatan, 3T, termasuk vaksinasi dan penyiapan fasilitas isolasi
terpusat.
Hampir semua
Forkopimda bergerak terpadu dalam mengatasi permasalahan kesehatan dan
perekonomian. Manajemen lapangan dalam testing, tracing, treatment dan vaksinasi,
telah mengasah kepemimpinan di semua level pemerintahan.
Saya yakin,
kapasitas respons kita dalam menghadapi ketidakpastian di bidang kesehatan dan
bidang-bidang lain juga semakin kokoh. Penyediaan layanan kesehatan oleh
pemerintah maupun swasta juga mengalami peningkatan yang menggembirakan.
Layanan
kesehatan di banyak daerah bertambah cukup signifikan, baik dalam hal
penambahan kapasitas tempat tidur, maupun fasilitas pendukungnya. Yang sangat
mengharukan dan membanggakan adalah kerja keras dan kerja penuh pengabdian dari
para dokter, perawat, dan tenaga kesehatan yang lain.
Kemandirian
industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius
yang harus kita pecahkan. Tetapi, pandemi telah mempercepat pengembangan
industri farmasi dalam negeri, termasuk pengembangan vaksin merah-putih, dan
juga oksigen untuk kesehatan.
Ketersediaan
dan keterjangkauan harga obat akan terus kita jamin, dan tidak ada toleransi
sedikit pun terhadap siapa pun yang mempermainkan misi kemanusiaan dan
kebangsaan ini. Selain itu, pemerintah bekerja keras mengerahkan semua sumber
daya demi mengamankan pasokan kebutuhan vaksin nasional.
Namun, pada
saat yang sama, Indonesia juga terus memperjuangkan kesetaraan akses terhadap
vaksin untuk semua bangsa. Sebab, perang melawan Covid-19 tidak akan berhasil
jika ketidak adilan akses terhadap vaksin masih terjadi. Melalui diplomasi
vaksin ini, kita telah menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia berperan aktif
untuk “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial”.
Bapak, Ibu,
dan Saudara-saudara yang saya muliakan, Walaupun kita sangat berkonsentrasi
dalam menangani permasalahan kesehatan, tetapi perhatian terhadap agenda-agenda
besar menuju Indonesia Maju tidak berkurang sedikit pun. Pengembangan SDM
berkualitas tetap menjadi prioritas.
Penyelesaian
pembangunan infrastruktur yang memurahkan logistik, untuk membangun dari
pinggiran dan mempersatukan Indonesia, terus diupayakan. Reformasi struktural
dalam rangka memperkuat pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,
tetap menjadi agenda utama.
Pandemi
telah mengajarkan kepada kita untuk mencari titik keseimbangan antara gas dan
rem, keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan perekonomian. Dalam
mengambil keputusan, pemerintah harus terus merujuk kepada data, serta kepada
ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru.
Pemerintah
harus selalu tanggap terhadap perubahan keadaan, dari hari ke hari secara
cermat. Tujuan dan arah kebijakan tetap dipegang secara konsisten, tetapi
strategi dan manajemen lapangan harus dinamis menyesuaikan permasalahan dan
tantangan.
Pengetatan
dan pelonggaran mobilitas masyarakat, misalnya, harus dilakukan paling lama
setiap minggu, dengan merujuk kepada data terkini.
Mungkin hal
ini sering dibaca sebagai kebijakan yang berubahubah, atau sering dibaca
sebagai kebijakan yang tidak konsisten. Justru itulah yang harus kita lakukan,
untuk menemukan kombinasi terbaik antara kepentingan kesehatan dan kepentingan
perekonomian masyarakat. Karena virusnya yang selalu berubah dan bermutasi,
maka penanganannya pun harus berubah sesuai dengan tantangan yang dihadapi.
Pengetatan
mobilitas yang tidak bisa dihindari ini membuat pemerintah harus memberikan
bantuan sosial yang lebih banyak dibanding pada situasi normal. Program
Keluarga Harapan, Kartu Sembako, Diskon Listrik, Subsidi Gaji, Bantuan
Produktif Usaha Mikro, Bantuan Sosial Tunai, BLT Dana Desa, dan Program Kartu
Pra Kerja juga terus ditingkatkan.
Subsidi
Kuota Internet untuk daerah-daerah PPKM juga semaksimal mungkin diberikan
kepada tenaga kependidikan, murid, mahasiswa, guru, dan dosen.
Yang lebih
utama dan merupakan solusi perekonomian yang berkelanjutan, pemerintah
memastikan agar masyarakat bisa memperoleh pekerjaan yang layak dan mendongkrak
perekonomian nasional. Pandemi memang telah banyak menghambat laju pertumbuhan
ekonomi, tetapi pandemi tidak boleh menghambat proses reformasi struktural
perekonomian kita.
Struktur
ekonomi kita yang selama ini lebih dari 55% dikontribusikan oleh konsumsi rumah
tangga, harus terus kita alihkan menjadi lebih produktif dengan mendorong
hilirisasi, investasi dan ekspor.
Fokus
pemerintah adalah menciptakan sebanyak mungkin lapangan kerja baru yang
berkualitas. Implementasi Undang-Undang Cipta Kerja terus kita percepat. Minggu
yang lalu pemerintah telah meluncurkan OSS, Online Single Submission, yang
sangat mempermudah semua level dan jenis usaha, apalagi bagi jenisjenis usaha
yang berisiko rendah. Urusan perizinan, pengurusan insentif dan pajak bisa
dilakukan jauh lebih cepat, lebih transparan, dan lebih mudah.
Kesempatan
ini harus dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya. Pada
periode Januari sampai Juni 2021, Realisasi Investasi Indonesia, tidak termasuk
sektor hulu migas dan jasa keuangan, sedikitnya Rp442,8 triliun, dengan rincian 51,5% di Luar Jawa, dan 48,5% di Jawa.
Investasi
ini menyerap lebih dari 620 ribu tenaga kerja Indonesia. Penambahan investasi
di bulan-bulan ke depan ini kita harapkan bisa memenuhi target Rp900 triliun,
serta menciptakan lapangan kerja baru dan menggerakkan perekonomian secara
lebih signifikan. Perkembangan investasi harus menjadi bagian terintegrasi
dengan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.
Peningkatan
kelas pengusaha UMKM menjadi agenda utama. Berbagai kemudahan disiapkan untuk
menumbuhkan UMKM, termasuk kemitraan strategis dengan perusahaan besar, agar
cepat masuk dalam rantai pasok global. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
daya saing produk UMKM, serta meningkatkan pemerataan dan kemandirian ekonomi
masyarakat. Ekosistem investasi dan kolaborasi di dunia usaha ini juga
dimaksudkan untuk memperkuat perkembangan ekonomi berbasis inovasi dan
teknologi, khususnya ke arah Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru yang berkelanjutan.
Perkembangan
sektor pangan terus kita upayakan untuk membangun kemandirian pangan.
Transformasi menuju energi baru dan terbarukan, serta akselerasi ekonomi
berbasis teknologi hijau, akan menjadi perubahan penting dalam perekonomian
kita.
Konsolidasi
kekuatan riset nasional terus diupayakan, agar sejalan dengan agenda
pembangunan nasional. Sinergi dunia pendidikan dengan industri dan pengembangan
kewirausahaan terus dipercepat melalui Program Merdeka Belajar.
Hal ini
diharapkan mengakselerasi kualitas SDM nasional, dan sekaligus meningkatkan
daya saing industri dan produk dalam negeri. Perluasan akses pasar bagi
produk-produk dalam negeri menjadi perhatian serius pemerintah. Program “Bangga
Buatan Indonesia” terus kita gencarkan, sembari meningkatkan daya saing produk
lokal dalam kompetisi global. Pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem
ekonomi digital untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.
Digitalisasi
UMKM yang masuk ke aplikasi perdagangan elektronik dan lokapasar jumlahnya
terus bertambah. Sampai Agustus tahun ini, sudah lebih dari 14 juta UMKM atau
22% dari total UMKM yang sudah bergabung dengan aplikasi perdagangan
elektronik. Partisipasi dalam ekonomi digital ini sangat penting karena
potensinya yang sangat besar dan mempermudah UMKM untuk masuk ke rantai pasok
global.
Tahun 2020,
nilai transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai lebih dari Rp253
triliun. Nilai ini diperkirakan akan meningkat menjadi Rp330,7 triliun di tahun
2021. Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, Pandemi
Covid-19 juga memberikan hikmah kepada bangsa Indonesia bahwa krisis menuntut
konsolidasi kekuatan negara untuk melayani rakyat, meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan meraih Indonesia Maju yang kita cita-citakan.
Dukungan
semua pihak, utamanya Lembaga-lembaga Negara, menempati posisi sentral. Kerja
cerdas dan sinergitas antar-lembaga negara menjadi salah satu kunci utama untuk
bisa gesit merespons perubahan yang terjadi di masa mendatang. Keseimbangan dan
saling kontrol antar-lembaga negara sangatlah penting dalam sistem
ketatanegaraan kita.
Tetapi,
kerja sama, sinergi, serta kerelaan untuk berbagi beban dan tanggung jawab,
justru lebih utama dalam menghadapi pandemi.
Saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Lembaga-lembaga Negara,
juga kepada Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan,
Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Ombudsman Republik Indonesia, termasuk Komisi
Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilihan Umum, atas dukungannya yang
konsisten dan produktif selama ini.
Saya mengapresiasi para anggota MPR RI, dengan Program Empat Pilarnya, yang terus konsisten memperkokoh ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Agenda MPR untuk mengkaji substansi dan bentuk hukum Pokok-pokok Haluan Negara juga perlu diapresiasi untuk melandasi pembangunan Indonesia yang berkelanjutan lintas kepemimpinan.
Menghadapi pandemi yang membutuhkan
penanganan yang luar biasa, DPR RI bersama pemerintah juga telah bekerja keras
dan bersinergi untuk membangun fondasi hukum bagi penanganan Covid-19. Selain penanganan masalah kesehatan, DPR bersama pemerintah berhasil
menyelesaikan UU Cipta Kerja, yang merupakan omnibus law pertama di Indonesia,
yang menjadi pilar utama reformasi struktural di negara kita.
Selain itu,
dengan berbagai macam inovasi, DPR terus melakukan penjaringan aspirasi
masyarakat dan menjalankan pengawasan terhadap pelaksanaan program-program
pemerintah. DPD RI juga terlibat aktif dalam pembahasan Rancangan
Undang-Undang, termasuk terkait dengan kebijakan anggaran, serta melakukan
pengawasan, utamanya terhadap pelayanan publik dan pelaksanaan UU tentang Desa.
Peran ini
memberikan kontribusi dalam ketepatan penanganan pandemi dan sekaligus dalam
perbaikan kelembagaan pemerintahan daerah ke depan. Di tengah kebutuhan
pemerintah untuk bertindak cepat menyelamatkan masyarakat dari pandemi, peran
pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK RI juga telah dilakukan beberapa
penyesuaian. Situasi pandemi bukan situasi normal, dan tidak bisa diperiksa
dengan standar situasi normal. Yang utama adalah menyelamatkan rakyat.
Menyelamatkan
rakyat adalah hukum tertinggi dalam bernegara. Inovasi BPK untuk mewujudkan
Akuntabilitas untuk Semua di negara kita patut untuk dihargai. Saya
mengapresiasi upaya-upaya BPK untuk memberikan informasi temuan pemeriksaan
agar ditindaklanjuti oleh pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Walaupun di era pandemi, kecepatan kerja dalam pelayanan peradilan juga tidak
bisa ditunda, bahkan harus dipercepat.
Proses
administrasi dan persidangan perkara di Mahkamah Agung secara elektronik telah
mampu mempercepat penanganan perkara. Bahkan, dengan adanya aplikasi
peradilan-elektronik, e-Court, telah mempermudah dan meningkatkan jumlah
perkara yang dibawa ke pengadilan.
Demikian
pula halnya dengan Mahkamah Konstitusi, yang juga menggelar persidangan melalui
daring. Munculnya banyak permohonan keadilan yang terkait dengan undang-undang
dan juga perkara Pilkada, tetap membuat MK mampu menyelesaikan perkara tepat
waktu. Keberadaan Sistem Peradilan Berbasis Elektronik telah memfasilitasi
terselenggaranya layanan publik secara cepat, transparan, dan akuntabel.
Komisi
Yudisial juga harus tetap produktif di era pandemi, baik dalam seleksi Calon
Hakim Agung, menangani laporan masyarakat, pemantauan perkara persidangan,
serta pelanggaran kode etik hakim. Dengan kerja keras dan inovasi yang
dilakukan, KY telah berhasil meningkatkan kinerjanya di tengah pandemi Covid-19
ini.
Bapak, Ibu,
dan Saudara-saudara sekalian yang saya hormati, Pandemi telah mengingatkan
kepada kita untuk peduli kepada sesama. Penyakit yang diderita oleh seseorang
akan menjadi penyakit bagi semuanya.Penyelesaian pribadi tidak akan pernah
menjadi solusi. Penyelesaian bersama menjadi satu-satunya cara.
Dengan
budaya yang selalu saling peduli dan saling berbagi, masalah yang berat ini
bisa lebih mudah terselesaikan. Mari kita pegang teguh nilai-nilai toleransi,
Bhinneka Tunggal Ika, Gotong Royong, dan Pancasila dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kita lewati ujian pandemi dan ujian-ujian lain
setelah ini, dengan usaha yang teguh, disertai dengan doa pengharapan yang
tulus.
Kita jaga
kesehatan kita, disiplinkan diri dalam protokol kesehatan, serta saling menjaga
dan saling membantu.
Tidak ada
orang yang bisa aman dari ancaman Covid-19, selama masih ada yang menderitanya.
Saya menyadari adanya kepenatan, kejenuhan, kelelahan, kesedihan, dan kesusahan
selama pandemi Covid-19 ini.
Saya juga
menyadari, begitu banyak kritikan kepada pemerintah, terutama terhadap hal-hal
yang belum bisa kita selesaikan.
Kritik yang
membangun itu sangat penting, dan selalu kita jawab dengan pemenuhan tanggung
jawab, sebagaimana yang diharapkan rakyat.
Terima kasih
untuk seluruh anak bangsa yang telah menjadi bagian dari warga negara yang
aktif, dan terus ikut membangun budaya demokrasi.
Indonesia
Tangguh, Indonesia Tumbuh, yang menjadi semboyan Bulan Kemerdekaan pada tahun
ini, hanya bisa diraih dengan sikap terbuka dan siap berubah menghadapi dunia
yang penuh disrupsi.
Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, hanya bisa dicapai jika kita semua bahu-membahu dan
saling bergandeng tangan dalam satu tujuan. Kita harus tangguh dalam menghadapi
pandemi dan berbagai ujian yang akan kita hadapi dan kita harus terus tumbuh
dalam menggapai cita-cita bangsa.
Semoga
Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa meridai dan mempermudah upaya bangsa
Indonesia, dalam meraih Indonesia Maju yang kita citacitakan.
Dirgahayu
Republik Indonesia! ..Dirgahayu Negeri Pancasila! ..Merdeka!
Terima
kasih, Wassalaamu ’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh, Om Shanti Shanti
Shanti Om, Namo Buddhaya.
Jakarta, 16
Agustus 2021
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA JOKO
WIDODO (MHI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar