HTML

HTML

Senin, 24 Agustus 2020

" ELANG " Dalam ( Dunia Satwa )



DUNIA SATWA, MHI - Elang merupakan salah satu dari hewan yang terdapat di seluruh Indonesia. Dalam Bahasa inggris disebut Eagle atau Elang merujuk pada burung pemangsa berukuran besar dari suku Accipitridae terutama genus Aquila. Sementara itu burung-burung pemangsa yang lebih kecil dalam Daftar Burung Indonesia nomor 2 disebut Elang-alap (Hawk, genus Accipiter).

Tanda Keberadaan (Identifikasi)

Elang adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu pelepah. Sebagai burung, elang berkembang biak dengan cara bertelur yang mempunyai cangkang keras di dalam sarang yang dibuatnya. Ia menjaga anaknya sampai mampu terbang.
Elang merupakan hewan pemangsa. Makanan utamanya hewan mamalia kecil seperti ular, tikus, tupai, kadal, ikan dan ayam, juga jenis-jenis serangga tergantung ukuran tubuhnya. Terdapat sebagian elang yang menangkap ikan sebagai makanan utama mereka.Biasanya elang tersebut tinggal di wilayah perairan. Paruh elang tidak bergigi tetapi melengkung dan kuat untuk mengoyak daging mangsanya. Burung ini juga mempunyai sepasang kaki yang kuat dan kuku yang tajam dan melengkung untuk mencengkeram mangsa serta daya penglihatan yang tajam untuk memburu mangsa dari jarak jauh tak terkira.
Elang mempunyai sistem pernapasan yang baik dan mampu untuk membekali jumlah oksigen yang banyak yang diperlukan ketika terbang. Jantung burung elang terdiri dari empat bilik seperti manusia. Bilik atas dikenal sebagai atrium, sementara bilik bawah dikenali sebagai ventrikel.



 
Berbagai Jenis Elang di Indonesia

Catatan: Elang-alap, Alap-alap, Sikep-madu dan Baza tidak termasuk.

1.Elang Hitam, (Ictinaetus malayensis) adalah sejenis burung pemangsa dari suku Accipitridae, dan satu-satunya anggota genus Ictinaetus. Dinamai demikian karena warna bulunya yang seluruhnya berwarna hitam. Meski ada pula beberapa jenis elang yang lain yang juga berwarna hitam, Burung yang berukuran besar, dengan panjang (dari paruh hingga ujung ekor) sekitar 70-80 cm dengan berat sekitar 100-1600 gram. Sayap dan ekornya panjang, sehingga burung ini tampak sangat besar bilamana terbang dengan rentang sayap sekitar 148-182 cm.

2.Elang brontok adalah sejenis burung pemangsa anggota suku Accipitridae. Dinamai demikian kemungkinan karena warnanya yang berbercak-bercak (pada bentuk yang berwarna terang). Namanya dalam bahasa Inggris adalah Changeable Hawk-eagle karena warnanya yang sangat bervariasi dan berubah-ubah, sedangkan nama ilmiahnya yalah Spizaetus cirrhatus.
Elang brontok berbiak di wilayah yang luas, mulai dari kawasan Asia selatan di India dan Sri Lanka, tepi tenggara Himalaya, terus ke timur dan selatan melintasi Asia Tenggara hingga ke Indonesia dan Filipina, Burung elang yang berukuran sedang sampai besar, dengan panjang tubuh diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor sekitar 60-72 cm dengan rentang sayang sekitar 127–138 cm dan berat tubuh sekitar 1.2 to 1.9 kg.

3.Elang jawa (Nisaetus bartelsi) adalah salah satu spesies elang berukuran sedang dari keluarga Accipitridae dan genus Nisaetus yang endemik di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia, Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-70 cm (dari ujung paruh hingga ujung ekor).Kepala berwarna coklat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang tampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis (sebetulnya garis-garis) hitam membujur di tengahnya. Ke bawah, ke arah dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatan pucat, yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah menjadi pola garis (coret-coret) rapat melintang merah sawomatang sampai kecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki.

4.Elang-laut steller, Haliaeetus pelagicus adalah burung besar pada famili Accipitridae. Burung ini adalah burung terberat di dunia, dengan berat 6.8 sampai 9 kg, tetapi mungkin tertinggal di belakang elang harpy Amerika dan elang Filipina pada pengukuran lainnya.Burung ini berkembang biak di semenanjung Kamchatka, daerah pantai sekitar laut Okhotsk, lebih rendah mencapai sungai Amur dan Sakhalin utara dan kepulana Shantar, Rusia. Mayoritas burung ini saat musim dinging pergi ke selatan, di kepulauan Kuril dan Hokkaidō, Jepang.Elang laut Steller makan ikan, terutama salmon. Selain ikan, elang laut Steller juga makan burung, mamalia dan serangga. Elang laut Steller dapat juga makan singa laut muda.Elang-laut Steller adalah burung terbesar dalam genus Haliaeetus and is one of the largest raptors overall. The typical size range is 85 hingga 105 cm (33 hingga 41 in) long and the wingspan is 1,95 hingga 2,5 m (6,4 hingga 8,2 ft). Females typically weigh from 6,8 hingga 9 kilogram (15 hingga 20 pon; 1,07 hingga 1,42 st), while males are rather lighter with a weight range from 4,9 hingga 6 kilogram (11 hingga 13 pon; 0,77 hingga 0,94 st). An unverified record exists of a huge female, who apparently gorged on salmon, having weighed 12,7 kilogram (28 pon; 2,00 st).

5. Elang-ular bido (Spilornis cheela) adalah sejenis elang besar yang menyebar luas di Asia, mulai dari India di barat, Nepal, Srilanka, terus ke timur hingga Cina, ke selatan melintasi Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, kepulauan Sunda Besar, hingga ke Palawan di Filipina. Elang ini merupakan anggota suku Accipitridae. Elang ini berwarna hitam dengan garis putih di ujung belakang sayap, terlihat di saat terbang seperti garis yang tebal. Sangat berisik, suara panggilan seperti ""Kiiiik"" panjang dan diakhiri dengan penekanan nada. Sayap menekuk ke atas (seperti elang jawa) dan ke depan, membentuk huruf C yang terlihat membusur. Ciri khas lainnya adalah kulit kuning tanpa bulu di sekitar mata hingga paruh. Ada yang mengatakan bahwa kulit kaki dari elang ini mempunyai kekebalan terhadap bisa ular, karena itulah elang ini di sebut elang ular karena mempunyai kekebalan terhadap bisa ular.Pada waktu terbang, terlihat garis putih lebar pada ekor dan garis putih pada pinggir belakang sayap. Berwarna gelap, sayap sangat lebar membulat, ekor pendek. Dewasa: Bagian atas coklat abu-abu gelap. Bagian bawah coklat. Perut, sisi tubuh dan lambung berbintik-bintik putih, terdapat garis abu-abu lebar di tengah garis-garis hitam pada ekor. Jambul pendek dan lebar, berwarna hitam dan putih. Remaja: Mirip dewasa, tetapi lebih coklat dan lebih banyak warna putih pada bulu. Iris berwarna kuning, paruh coklat abu-abu, kaki kuning.


6. Elang buteo (Buteo buteo) adalah burung pemangsa berukuran besar, jangkauannya meliputi sebagian besar Eropa dan terbentang sampai Asia. Ia biasanya menetap sepanjang tahun, kecuali pada bagian terdingin persebarannya, dan ini biasa pada kasus salah satu subspesies. Elang buteo berukuran antara 40 dan 58 cm (16 dan 23 in) in length with a 109–136 cm (43–54 in).

7. Elang Wallace atau dalam nama ilmiahnya, Nisaetus nanus adalah elang yang dapat kita temui di hutan hutan Kalimantan, dan Sumatra di Indonesia. Juga dapat kita temui di selatan Thailand dan Malaysia. Tetapi, jarang kita temukan di hutan dataran rendah Kalimantan.Berukuran agak sedang sedang dengan panjang tubuh dari ujung paruh sampai ujung ekor sekitar 43 sampai 58 cm, berat tubuh sekitar 500 sampai 610 gram dengan rentang sayap sekitar 95 sampai 105 cm. Berwarna coklat dan putih, berjambul, dan ada 3 garis hitam pada ekor. Kepala dan bagian bawah kuning tua kemerah-jambuan, ada coretan memanjang pada dada dan garis sempit hitam pada perut. Remaja: apabila sudah remaja, elang wallace mirip remaja Elang Gunung, tetapi berukuran lebih kecil.Irisnya berwarna kuning, paruhnya berwarna abu-abu,dan kakinya berwarna kuning.

8. Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia dari keluarga Accipitridae dan Genus Nisaetus. Elang flores sebelumnya dianggap sebagai ras elang brontok tetapi Gjershaug et al (2004) menunjukkan bahwa perbedaan morfologis yang signifikan antara bentuk ini denga elang brontok. Jarak genetik antara kedua taksa ini ditemukan hanya 1% (Gamauf et al. 2005) Elang flores ini ditempatkan di genus Nisaetus mengikuti rekomendasi Helbig et al. (2005) yang didukung oleh studi molekuler Lerner dan Mindell (2005), berdasarkan pada urutan molekul dua gen mitokondria dan satu intron nuklir. Elang flores tergolong burung berukuran besar dengan panjang tubuh sekitar 60 sampai 79 cm. Kepala putih, kadang dengan garis-garis coklat pada mahkota. Tubuh bagian atas coklat-kehitaman. Dada dan perut putih berpalang coklat kemerahan yang tipis. Ekor coklat dengan enam garis gelap. Kaki putih. Tidak ada perbedaan signifikan antara jantan-betina dan dewasa-muda. Mirip dengan elang brontok muda.

9. Elang-laut dada-putih dengan nama latin Haliaeetus leucogaster dijuluki "mesin terbang" hidup yang paling mengesankan di bumi ini, dan julukan itu bukannya tanpa alasan. Dengan bentangan sayap sepanjang tiga meter, burung laut terbesar ini sanggup terbang hingga kecepatan 115 kilometer per jam. Elang laut memang tampak kaku di darat, tetapi di angkasa dia benar-benar anggun dan menakjubkan untuk dipandang. Elang laut dada putih adalah burung yang di jadikan fauna identitas Kabupaten Jepara.Mempunyai panjang tubuh 70–85 cm, rentang sayap 178–218 cm dengan berat tubuh jantan 1,8 – 2,9 kg dan betina 2,5 – 3,9 kg. Bagian atas berwarna abu-abu kebiruan, sedangkan bagian bawah, kepala dan leher berwarna putih. Iris coklat. Kuku, paruh dan sera berwarna abu-abu. Tungkai tanpa bulu dan kaki berwarna abu-abu. Saat terbang, ekornya yang pendek tampak berbentuk baji dan sayapnya terangangkat ke atas membentuk huruf V. Saat masih muda atau juvenile, berwarna coklat seperti elang bondol muda. Biasanya elang ini bertelur 1 - 2 butir

10.Elang bondol (Haliastur indus) adalah spesies burung pemangsa dari famili Accipitridae. Elang bondol berkuran sedang (43-51 cm), memiliki sayap yang lebar dengan ekor pendek dan membulat ketika membentang. Bagian kepala, leher dan dada berwarna putih, sisanya berwarna merah bata pucat, bagian ujung bulu primer berwarna hitam, dan tungkai berwarna kuning. Pada individu anak secara keseluruhan berwarna coklat gelap, pada beberapa bagian bergaris-garis putih mengkilap.


11. Elang emas (Aquila chrysaetos) adalah salah satu burung elang yang berada di Belahan Utara. Seperti semua elang, elang ini masuk kedalam famili Accipitridae. Elang ini menyebar di Amerika Utara, Eropa dan Asia. Burung ini memiliki panjang tubuh lebih dari 1 meter. Pada kebudayaan populer, burung ini menjadi lambang nasional Mesir, Meksiko dan banyak negara lainnya.Ukuran tubuh elang emas ini berkisar antara 66 sampai 102 cm dari ujung paruh sampai ujung ekor dan rentang sayap berkisar antara 180 sampai 234 cm dengan berat tubuh sekitar 2,8 sampai 4,5 kg untuk jantan dan pada umumnya jenis burung pemangsa berat tubuh elang emas betina sekitar 3,7 sampai 6,6 kg. Elang emas memiliki corak bulu berwarna coklat gelap dan bercorak emas pada bagian kepala hingga leher. Warna emas pada kepala inilah yang menjadikan raptor ini disebut Elang emas. Pada masa remaja atau Juvenille warna bulu cenderung sama dengan Elang emas dewasa, tetapi warnanya lebih gelap. Pada bagian ekor elang remaja, terdapat warna putih sekitar sepertiga dari pangkal ekor. Kadang-kadang pada elang remaja, terdapat juga warna putih di luar dan dalam pada bulu sayap sekunder yang membentuk corak seperti bulan sabit. Elang emas memiliki paruh yang tebal dan besar yang berwarna hitam dengan warna kuning pada bagian hidung. Pada bagian kaki diselimuti bulu dari paha hingga pergelangan kaki. Elang emas mempunyai kaki yang besar dengan dilengkapi cakar yang panjang, tebal, dan kuat. Jari kaki berwarna kuning yang ukuran jarinya bisa seukuran jempol orang dewasa. Kaki yang besar dan cakar yang tajam menjadi andalan raptor ini untuk memangsa hewan yang ukrannya lebih besar dari tubuhnya.

12. Elang tikus (Elanus caeruleus) adalah burung Pemangsa diurnal berukuran kecil dalam familia Accipitridae yang terkenal karena kebiasaannya melayang dalam padang rumput terbuka seperti kebiasaan kestrel yang berukuran kecil. Spesies Eurasia dan Afrika ini terkadang digabung dengan spesies Australia Elang Bahu-hitam (Elanus axillaris) dan Elang Ekor-putih (Elanus leucurus) dari Utara dan Selatan Amerika yang bersama-sama membentuk superspesies. Elang ini khas, dengan sayap panjang, putih, serta bulu abu-abu dan hitam juga mirip burung hantu dengan mata yang menghadap ke depan dan iris merah. Walaupun utamanya terlihat di dataran, mereka terkadang kelihatan di lereng bukit berumput di kawasan ketinggian yang lebih tinggi di Asia. Mereka bukanlah pengembara, tetapi ia membuat pergerakan jarak pendek sebagai respon terhadap cuaca.
Meskipun terlihat seperti Alap-alap, keterlibatannya begitu jauh ditandai dengan warna iris mata yang lebih terang dan sayap membulat. Berukuran 30 cm. Berwarna putih, abu-abu dan hitam. Berbecak hitam pada bahu, bulu primer hitam panjang khas. Apabila mereka sudah dewasa, mereka berciru-ciri: terdapat mahkota di punggung, sayap pelindung dan bagian pangkal ekor abu-abu. Muka, leher dan bagian bawah putih, paruh berwarna hitam dan kaki berwarna kuning. Pada jenis burung yang masih muda, iris matanya berwarna kuning, tetapi saat sudah dewasa iris matanya berubah menjadi merah.

13. Elang paria (Milvus migrans) adalah spesies Burung pemangsa dari keluarga Accipitridae. Burung ini dianggap sebagai spesies yang paling melimpah dari keluarga acciptrid, meskipun beberapa jumlah telah mengalami penurunan dramatis.Burung Elang ini berukuran sekitar 65 cm, bulu berwarna coklat gelap dengan ekor menggarpu yang khas. Pada waktu terbang, bercak pucat pada pangkal bulu primer terlihat kontras dengan ujung sayap yang hitam. Kepala kadang-kadang berwarna lebih pucat dibandingkan dengan punggung. Remaja: kepala dan tubuh bagian bawah bergaris-garis kuning tua. Pada bagian iris mata berwarna coklat, paruh abu-abu, sera dan kaki abu-abu biru.

14. Elang bonelli (Aquila fasciata) adalah spesies burung pemangsa dalam famili Accipitridae. Burung ini tersebar di Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, Tiongkok, Asia Tenggara, Nusa Tenggara, dan Timor Leste.

15. Rajawali totol (Aquila clanga) adalah jenis rajawali yang berhabitat di hutan dataran rendah dengan lingkup penyebaran dari Eropa sampai Asia. Wilayah berkembang biak dari Finlandia sampai Tiongkok. Pada musim dingin rajawali ini bermigrasi ke Jepang, Korea Selatan, Cina daratan, Hongkong, Taiwan, Pakistan, India, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Semenanjung Malaysia, Singapura dan Indonesia khususnya Sumatra. Tubuh rajawali totol berukuran sekitar 62-74 cm. Rajawali ini berbulu gelap pucat dengan bulu-bulu terbang pucat yang ramping. Sayap bagian bawah umumnya lebih gelap daripada bulu-bulu terbang. Anak rajawali ini memiliki garis melintang dengan bintik-bintik putih pada sayap bagian atas.

Serta Elang lainnya seperti : Elang Gunung,Elang-ular Jari Pendek, Garuda, Elang Sulawesi, Elang-ikan Kepala Abu, Elang-ikan Kecil, Elang Perut Karat dan Rajawali Kuskus.

(RED) MHI LOGO MEDIA HUKUM INDONESIA 

Referensi :
  1. Web of the Conservation Biology Team-Bonelli's Eagle, of the University of Barcelona
  2. Decorah Eagles: 24/7 Live Webcam from The Raptor Resource Project
  3. EagleCAM: White-bellied Sea Eagles Live Webcam at Discovery Centre in Sydney, Australia
  4.  "Eagle". New International Encyclopedia. 1905.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar



Postingan Terupdate

BNPB Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama 14 hari Usai Aktivitas Vulkanik Pada Gunung Ruang Meningkat Dan Meletus

JAKARTA, MHI - Terjadi Peningkatan Aktivitas Gunung Api Ruang dari Level II (WASPADA) menjadi Level III (SIAGA) di Kabupaten Sitaro, Provins...

Postingan Terkini

Pilihan Redaksi