SUKOHARJO, MHI - Telah terjadi Bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang Laki-laki tak dikenal diPOSPAM 1 Tugu Kartasura, Jl. Ahmad Yani Bundaran Kartasura.
Laki-laki tersebut mengenakan Kaos warna hitam dan celana Jeans dengan menggunakan Headset berjalan menuju Pos Pantau lalu duduk ditrotoar depan Pos Pantau Pospam Tugu Kartasura, sekitar Pukul 22.20 Wib , Kemudian sekitar pukul 22.30 Wib terjadi ledakan didepan Pos pantau pospam tugu Kartasura sontak para anggota Polri beserta pekerja yang sedang membetulkan TOA dan berada di Pos pantau pospam tugu Kartasura menyelamatkan diri, (3/6/2019).
Sementara sang Pelaku Bom Bunuh diri tersebut terkapar dan mengalami luka-luka yang sangat serius, Hal tersebut diungkapkan seorang Saksi-mata pekerja pembetul TOA yang mengamati kejadian tersebut sejak awal bernama Rakian Rangga Putra Perdana berusia 25 tahun dan bekerja sebagai Timer Bus Solo-Jogja yang tinggal di Rt. 01 Rw. 03 Kel. Kartasura Kec. Kartasura Kab. Sukoharjo , Tempat Kost Keluarga Bu Martini belakang SPBU Tipes.
Kemudian Pelaku Bom Bunuh diripun dilarikan keRumah Sakit terdekat guna mendapatkan pertolongan dan perawatan yang intensif dari petugas medis.
Belakangan diketahui pelaku bernama Nur Rahman,Laki-laki kelahiran Surakarta,01/11/1985,beralamat diSangkrah Rt01/Rw 012,Desa Sangkrah,Kecamatan Pasar Kliwon ,Kota Surakarta yang berstatus menikah dan bekerja sebagai karyawan swasta Berdasarkan KTP-el miliknya yang berlaku sampai 01/11/2017.
Dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa dan luka-luka dipihak Aparat dan masyarakat.
Selanjutnya Para petugas kepolisianpun mulai mengamankan dan mensterilkan Tempat Kejadian Perkara serta melakukan penyelidikan dan pengembangan lebih lanjut.
JAKARTA , MHI - Beredarnya Video viral diSejumlah Media Sosial dan Pemberitaan diberbagai Media Main Stream tentang korban meninggal akibat kerusuhan di Jakarta untuk menolak hasil pemilu presiden 2019 dalam Gerakan Kedaulatan Rakyat yang ternyata masih anak-anak dengan Salah satu korban adalah Muhammad Harun Rasyid, yang baru berusia 15 tahun, warga Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, adalah berita Hoax.
Hal tersebut diungkapkan dan dijelaskan kronologhisnya secara detil tentang kejadian tersebut oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5/2019).
Dedi Prasetyo mengatakan,"Peristiwa tersebut yg mana dua aqun di jadikan satu,seolah olah oleh aqun 2 peristiwa itu satu kesatuan ,padahal ini hal yg berbeda,dedi pun menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak percaya kepada aqun2 yg mencoba menyebarkan konten2 yg sifatnya perlu di klarifikasi dan dikonfirmasi secara mendalam dulu, tidak dengan mudah langsung ..apa yang disebar luaskan oleh aqun-aqun atau konten-konten baik itu berupa video, foto,narasi serta voice..itu langsung dipercaya,"Jelasnya.
Oleh karena itu kita sampaikan pada sore hari ini terkait menyangkut masalah aqun yang menyebarkan konten dan sempat viral diMedia Sosial dan tayang juga diberbagai Media Main Stream ini perlu saya jelaskan," Ini bisa kita pastikan bahwa yang meninggal..yang tersebar didalam video tersebut adalah tidak benar..Alias Hoax!",Pungkas Dedi.
Jadi tidak ada kaitannya .. "Sedangkan yang sedang diambil tindakan oleh aparat adalah tersangka berinisial A alias Andi Bibir,"Tegasnya (menunjukan berbagai barang bukti-Red).
Dedi Prasetyopun menegaskan bahwa Polisi tidak akan berhenti sampai disini ..dalam Hal ini Aparat kepolisian akan melakukan continue prementeu..Lakukan Penegakan Hukum sebagai langkah terakhir dalam rangka memitigasi agar jangan sampai berita Hoax tersebut tersebar terus, Tutupnya. (Joggie/Sisman) MHI
JAKARTA, MHI - Terkait tentang Kerusuhan Pecah diKawasan Sarinah, Tanah Abang Hingga Petamburan dengan diawali kejadian kericuhan terjadi Pada Pukul 23.00 WIB didepan kantor Bawaslu dimana kurang lebih 300 orang datang secara Tiba- tiba entah darimana, namun yang jelas bukan massa yang berdemo dengan aksi damai (21/5) yang dihadiri kurang lebih 20 elemen masyarakat dan dimulai sejak siang hari sampai dibubarkan Pukul 21.00 WIB dengan perpanjangan waktu, merujuk pada hal tersebut maka pihak Polri menetapkan 11 tersangka kerusuhan 22 Mei di sekitar Bawaslu setelah berhasil mengamankan para perusuh, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat. Mereka disangka polisi melakukan provokasi dan penyerangan untuk membuat kerusuhan.
Hal tersebut dijelaskankan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo "Ketika menjelang malam, provokasi sudah didesain perusuh, mulai antara lain benda keras, batu, paving block, petasan, serta macam barang bukti (yang) kami sengaja kami hadirkan dalam cnfrence Press hari ini adalah (tunjukkan, red). Ada bambu sudah dipersiapkan setting-an kelompok tersebut, demo yang tadinya damai menjadi rusuh," Jelas Dedi Prasetyo,dalam satu areadalam jumpa pers di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (25/5/2019).
Dedi melanjutkan," Ini diprakarsai oleh berbagai orang dalam satu area ,Salah satunya tersangka adalah A alias Andri Bibir, yang ditangkap di Kampung Bali, Tanah Abang. Dedi menyebut Andri berperan mengumpulkan batu dengan menggunakan tas ransel (tunjukkan, red) agar diberikan kepada perusuh untuk melempari aparat kepolisian ,Lalu kumpulkan batu lagi dan disuplai pada temannya sekitar 10 orang, yang kita hadirkan hanya 2 orang. Habis itu cari lagi kirim lagi dan lempar lagi," Ungkap Dedi.
Dari Kesebelas orang tersangka, menurut Dedi, punya peran berbeda - beda pada saat terjadi Kerusuhan 22 Mei.
Dan ini adalah 11 nama tersangka berikut perannya dilapangan:
1. A alias Andri Bibir berperan mengumpulkan batu dengan menggunakan tas ransel dan membawa air dengan jeriken
2. Mulyadi, pelempar batu
3. Arya, pelempar batu
4. Asep, pelempar batu
5. Marzuki, pelempar batu
6. Radiansyah, pelempar batu
7. Yusuf, pelempar batu, botol kaca dan bambu
8. Julianto, pelempar batu, botol kaca, molotov dan bambu
9. Andi , memberikan air minum kepada pendemo
10. Saifudin, pelempar batu, botol kaca dan bambu
11. Markus disebut melempar batu, botol kaca dan bambu
Barang bukti yang telah diamankan dari para pelaku yang sengaja dihadirkan dalam confrence press adalah bambu, jeriken, celana, botol kaca, batu, dan handphone.
Para tersangka dijerat Pasal 170 KUHP dan Pasal 214 KUHP dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara.
JAKARTA,MHI - Kerusuhan Pecah diKawasan Sarinah, Tanah Abang Hingga Petamburan dengan diawali kejadian kericuhan terjadi Pada Pukul 23.00 WIB didepan kantor Bawaslu dimana kurang lebih 300 orang datang secara Tiba- tiba entah darimana, namun yang jelas bukan massa yang berdemo dengan aksi damai (21/5)dimulai siang hari sampai dibubarkan Pukul 21.00 WIB dengan perpanjangan waktu, (23/5).
Massa yang datang Pukul 23.00 ini secara serentak langsung melakukan tindakan anarkis dan provokatif didepan Bawaslu dengan melakukan perusakan Barrier pembatas serta melontarkan nada provokatif kepada para petugas, lalu para petugas kepolisianpun langsung bergegas menghalau serta menghimbau massa yang melakukan tindakan anarkis tersebut untuk membubarkan diri.Namun justru massa tersebut melakukan penyerangan terhadap petugas dengan lemparan batu petasan dan molotov, awalnya para petugas hanya bertahan namun kemudian masyarakat yang melakukan kerusuhan didorong mundur sampai tanah abang dengan dihujani Gas air mata oleh para petugas kepolisian.
Sementara disisi lain tepatnya dibelakang sarinahpun tengah berlangsung aksi berskala besar namun lagi-lagi dapat dipukul mundur oleh kepolisian dengan diberondong tembakan Gas air mata untuk membubarkan massa, hal tersebutpun berlangsung sampai pukul 4.00 WIB,(22/5).
Banyak massa yang terluka akibat bentrokan tersebut dan dibawa lari kerumah sakit akibat dari pemukulan serta dampak tembakan Gas air mata.
Bentrok DiPetamburan
Dipetamburan (Jakarta Barat) , Hal yang samapun terjadi bentrokan aparat kepolisian dengan masyarakat dipicu dengan munculnya sekelompok anak muda kurang lebih berjumlah 200 sampai 300 orang yang melakukan tindakan anarkhis dengan penyerangan kepada asrama kepolisian dan bentrokan antara massa perusuh dan masyarakat setempatpun tak dapat dihindarkan, hal tersebut dijelaskan Kapolres Jakarta Barat, Kombes pol Hengky Haryadi .Hengky yang memberikan pernyataan tentang tragedi tersebut pasca terjadi bentrok aparat kepolisian dengan sekelompok massa yang bukan dari daerah tersebut," sebelumnya tadi juga sudah ada bentrok antara warga dengan mereka, karena warga setempat tidak terima propertinya dirusak,dibakar dan sebagainya ,Ujar Hengky ,diJalan KS Tubun ,Petamburan , Jakarta Barat, (22/5).
Didalam bentrokan antara aparat dan kelompok tersebut berlangsung alot, kelompok itupun telah melakukan pembakaran terhadap kendaraan masyarakat setempat kurang lebih 25 kendaraan pribadi maupun dinas yang berada didepan asrama brimob dan dari lokasi kejadian bentrok antara Polisi dan massa aksi itu,
Kemudian dari kelompok massa perusuh tersebut pihak aparat dibantu masyarakat telah mengamankan sekitar 58 orang serta ditemukannya sejumlah amplop yang sudah ada nama-namanya dan berisikan uang, juga mengamankan sejumlah alat bukti berupa kendaraan ambulance milik salah satu Parpol (logo gerindra Tasikmalaya) berisikan batu, conblock dan senjata tajam.
Dalam penjelasanya TNI-Polri,Kemenpolhukam kepada masyarakat (22 mei 2019) mengatakan,Kepolisian telah mengidentifikasi bahwa, Kelompok Massa yang muncul sejak 23.00 sampai dengan 03.00 adalah massa bayaran yang sengaja disetting untuk membuat kericuhan , Hal tersebut dijelaskan Kadiv Humas Polri M Iqbal " Berbagai data sudah kami dapatkan dari hasil pemeriksaan sementara, mayoritas massa dari luar jakarta yaitu dari Jawa Barat,Banten dan ada yang dari Jawa Tengah, dan ada bukti-bukti,ada satu ambulance penuh dengan batu dan alat-alat sudah kami amankan dan ada juga setelah kami geledah massa tersebut masih menyimpan berbagai amplop dan uangnya masih ada sudah kami sita dan Polda Metro Jaya masih mendalami hal tersebut, Jelas Iqbal diKantor Kemenkopolhukam.
Juga dari kelompok perusuh Pihak TNI-Polri bahkan telah mengamankan senjata api , Dalam keterangan persnya Kapolri Tito Krnavian mengatakan, Senjata laras panjang M4 yang dilengkapi dengan alat peredam suara,dilengkapi pula dengan pisir (bidikan), ini artinyabisa dipakai untuk teleskop sniper, Kata Kapolri saat jumpa pers dikemepolhukam.
Polri juga menangkap tiga orang yang diduga sebagai biang kerok kerusuhan beserta barang bukti senjata api berjenis Pistol revolver taurus dan colt 22 berikut dua dus peluru berisikan 50-60 butir peluru.
Berdasarkan informasi dari Intelijen, senjata-senjata tersebut digunakan untuk menyerang aparat,pejabat dan masyarakat, Kata Tito.
" Upaya nanti diciptakan martir ,seolah-olahyang melakukan adalah aparat, sehingga timbul kemarahan publik yang menjadi mertir untuk pembenaran pada langkah-langkah berikutnya,Ungkap Tito.
Peluru Tajam
Bentrok aparat dengan Massa aksi dipetamburan,Jakarta Barat mengakibatkan banyak warga setempat mengalami luka-luka dan satu orang tewas akibat terjangan peluru tajam saat bentrokan massa aksi dengan aparat terjadi dilokasi depan Pasar Blok A Tanah Abang,Korbanlalu dilarikan kerumah sakit Budi Kemuliaan, Jl Abdul Muis, Jakarta Pusat.
Diketahui korban bernama Farhan akibat luka tembak pada tenggorokan tembus kebelakang hal tersebut dijelaskan ,Dr Muhammad Baharuddin, salah satu dokterjaga di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Pukul 14.18 WIB.
Salah seorang warga yang turut membantu membawa korban keRumah Sakit bernama Abdul Bima mengatakan," Satu Orang mati,Bang, sudah mendapat penanganan dokter ,Korban tak selamat,"Jelasnya.
didalam bentrokan aparat dengan Massa aksi demo dikawasan petamburan sejumlah masyarakat menemukan banyak selongsong peluru tajam bertaburan dilokasi bentrokan.
"Saya kalau gak keburu..dia teriak..saya dengar pak..hajar dengan peluru tajam.. untung saya cepat lari ..kalau tidak saya yang pertama kali dihajar," Ungkap salah seorang warga.
Sebelumnya pihak kepolisian telah mengklaim tidak membekali para petugas aparat dilapangan didalam menangani aksi demo massa 21-22 mei 2019, Hal tersebut ditegaskan Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo (20/5).
Ada Yang Bermain diBalik Aksi 22
Terkait adanya korban yang meninggal dunia karena luka tembak, Pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih mendalam lagi, Hal tersebut dijelaskan Kapolri " kemungkinan besar itu senjata yang masih beredar dikalangan perusuh, Pihak kepolisian masih menyelidiki..karena yang jelas Polri tidak dibekali senjata berpeluru tajam untuk menangani demonstrasi ,"(22/5).
Kapolri Tito Karnavian meminta masyarakat tidak langsung apriori menanggapi tewasnya enam orang peserta aksi. Menurut Tito ada yang bermain di balik aksi 22 Mei dan berupaya membangun kemarahan publik.
Massa Bakar Pos Polisi
Sementara dihari dan moment yang sama namun lokasi berbeda telah terjadi pembakaran dua Pospolisi oleh Sekelompok orang tak dikenal di Perempatan Jalan Tanjung Raya Idan Simpang Garuda ,Pontianak Timur, Pontianak, Kalimantan Barat,(22/5).
Hal tersebut ditegaskan oleh Kabid Humas Polda Kalimantan Barat AKBP Donny Charles,"Dua pos polisi yang dibakar, di Tanjung Raya dan Simpang Garuda," kata Donny Charles ketika dikonfirmasi para awak media. "Bukan hanya dua pospolisi yang dibakar akan tetapi massa juga melakukan pemblokiran Jembatan Kapuas I," Imbuh Donny.
Polda Kalbar mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh berita atau informasi hoax yang katanya terjadi di Jakarta. Imbauan ini menyusul adanya aksi blokade jalan menuju Jembatan Kapuas I, Pontianak."Kami imbau masyarakat tetap tenang serta tidak terpengaruh oleh hoaks, faktanya di Jakarta tidak seperti itu," kata Donny di Pontianak.
Donny juga menjelaskan saat ini personel Polda Kalbar dan TNI sudah berjaga di perempatan Jalan Tanjungpura, Pahlawan, dan Imam Bonjol menuju arah Jembatan Kapuas I dan Landak. Menurut dia, pihak kepolisian juga sudah melakukan pengalihan arus guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan dan kemacetan."Hingga saat ini arus lalu lintas masih lancar," jelasnya.
Terpaut akan hal tersebut Kapolda Kalimantan Barat Irjen Didi Haryono turun tangan langsung dengan menemui dan bernegoisasi dengan massa serta meminta agar massa membuka akses jalan dikarena mengganggu hak-hak pengguna jalan lainnya.
Donnypun memastikan bahwa ,"Saat ini Bapak Kapolda dan Kapolresta di lokasi. Bernegosiasi dengan massa," Tegas Donny.
Terkait dengan pembakaran dua pos polisi Donny mengatakan ," kepolisian masih menyelidiki siapa dalang di balik aksi massa dan pelaku pembakaran dua pospolisi." (Joggie/Sisman/Irfan) MHI
JAKARTA , MHI - Massa yang berdemo sejak siang hari didepan kantor Pusat Bawaslu yang dilakukan Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) serta dihadiri berbagai elemen masyarakat dalam kerangka menyampaikan aspirasinya kepada Bawaslu terkait diduga adanya kecurangan didalam perhitungan suara serta lainnya yang dilontarkan dalam orasinya,(21/5).
Pada awalnya berjalan normal namun sempat bersitegang dengan para aparat TNI-Polri terkait blokade yang dibuat TNI-Polri guna mengamankan Kantor Bawaslu dari tindakan anarkis massa yang dapat terjadi sewaktu- waktu.
Demo yang berakhir dengan damai setelah adanya dialog antara Kapolres dan Kordinator Lapangan Para pendemo yang disepakati bersama .
Demo yang semula memiliki izin maksimal Pukul 18.00 WIB dan harus segera dibubarkan akhirnya mendapat kelonggaran sampai batas waktu Pukul 21.00 WIB , atas kesepakatan kedua belah pihak antara TNI-Polri dan Masyarakat .
Kemudian demopun diakhiri dengan berbuka puasa dan Tarawih bersama diDepan Kantor Bawaslu lalu kemudian massapun dapat dibubarkan dengan tertib oleh aparat keamanan.
JAKARTA ,MHI - Para Mahasiswa dan Pemuda yang tergabung dan mengatas namakan "Forum Mahasiswa dan Pemuda Pengawal NKRI" melakukan demo didepan Kantor KPURI guna mendorong KPURI agar bekerja lebih fokus dan menyelesaikan semua tahapan hingga penetapan hasil Pemilu pada tanggal 22 mei 2019.
Selanjutnya menurut Para Mahasiswa dan Pemuda , KPU sangatlah diharapkan dan diwajibkan untuk berlaku netral agar proses pemilu serentak tersebut dapat menghasilkan Pemilu yang berkualitas.(29/4) sehingga menimbulkan kepercayaan penuh rakyat indonesia terhadap kinerja hasil KPU dan menjadi contoh baik didalam berpolitik dan berdemokrasi diNKRI kedepannya , (29/4).
Hal tersebut diungkapkan oleh Sudirman Hasyim selaku Korlap kegiatan aksi demo tersebut dengan menyampaikan lima butir permintaan terkait kinerja KPURI berdasarkan Press Release yang dibuat oleh mereka diantaranya :
Mendukung KPU untuk tetap fokus dan menyelesaikan semua tahapan hingga penetapan hasil Pemilu pada tanggal 22 mei 2019.
Meminta agar ormas dan kelompok masyarakat yang membuat kegaduhan umtuk berhenti membuat kegaduhan dan bersama-sama mengawal Pemilu 2019 hingga selesai.
Meminta Pemerintah dan masyarakat untuk sama-sama mendukung KPU hingga Pemilu selesai.
Meminta Ormas-ormas,Organisasi Pemuda,Mahasiswa terutama GNPF tidak membuat kegaduhan dan polemik terhadap kinerja KPU agar masyarakat tenang dan KPU bisa bekerja lebih fokus.
KPU tidak perlu takut semasih kerja sesuai koridor dan aturan hukum yang berlaku, #Save KPURI.
terkait kedua kubu yang telah mendeklarasikan sebagai Presiden dan wakil Presiden terpilih ,Sudirman Hasyim mengatakan, Kami meminta Kedua kubu agar sama-sama menahan diri ..agar penyelesaian hasil pemilu dapat berjalan dengan baik dan mengenai klaim mengkalim saya rasa dapat membuat polemik lebih besar kepada KPU terutama kepada bangsa ini, ayolah kita sama-sama membangun bangsa ,tidak perlu lagi berkelahi siapapon yang terpilih itulah presiden kita bersama... ketika membuat polemik..saya rasa ini membangun sebuah masalah dan tidak akan menyelesaikan masalah, Ungkapnya.
JAKARTA ,MHI - Aksi Demo Para mahasiswa dari Universitas Negeri Jakarta bersama Universitas Surya Dharma yang dilakukan didepan kantor KPU guna menyampaikan keluhan yang dirasakan serta tanggapan para mahasiswa terhadap hasil kinerja KPU dalam melaksanakan Proses penghitungan suara pada Pemilu 2019 yang dinilai tidak profesional , (23/4).
Dalam muatan orasinya para mahasiswa menyampaikan bahwa, Pemilu saat ini adalah Pemilu yang terburuk dari Pemilu sebelumnya..KPU tidak muncul untuk mendengarkan orasi mereka..KPU tidak dapat menghitung dan tidak dapat menyelenggarakan Pemilu secara Profesional, Kata para mahasiswa dengan suara lantang .
Melalui Penjelasan dari salah satu mahasiswa Arpan Kurniawan selaku korlap dalam aksi tersebut kapada awak media mengatakan,Lima belas april kemarin kami sudah memberikan surat kepada KPU untuk minta audensi dan sampai detik ini setelah pencoblosan... kami tidak diterima audensinya makanya hari ini kami melakukan aksi sejabodetabek-banten bersama-sama menuntut KPURI untuk meminta audensi kami kedalam, yang hari ini kami baru diterima pihak humasnya belum kepada pihak komisionernya...harapan kami KPURI kedepannya memiliki integritas ...karena KPU ini yang menjadi harapan masyarakat dan bila tidak menjaga integritasnya akan hilang kepercayaan masyarakat kepada KPURI...kita bisa lihat dari masing-masing paslon memberikan karangan bunga yang mendeklarasikan dirinya untuk menjadi Presiden dan wakil Presiden padahal KPURI belum mengumumkan siapa yang jadi Presiden dan wakil Presiden.. Jika dalam aksi ini mereka tidak mendapat tanggapan dari pihak KPU, mereka akan datang lagi dengan jumlah yang lebih besar lagi sampai aspirasi mereka mendapat tanggapan dari pihak KPU, Pungkasnya.