HTML

HTML

Selasa, 11 Agustus 2020

"BUAYA" Dalam (Dunia Satwa)


DUNIA SATWA, MHI - BUAYA adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya sepit (Tomistoma schlegelii).Meski demikian nama ini dapat pula dikenakan secara longgar untuk menyebut ‘buaya’ aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya, namun ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Dikenal pula beberapa nama daerah untuk menyebut buaya, seperti misalnya buhaya (Sunda.); buhaya (banjar); baya atau bajul (Jawa.); bicokok (Betawi.), bekatak, atau buaya katak untuk menyebut buaya bertubuh kecil gemuk; senyulong, buaya jolong-jolong (Melayu.), atau buaya julung-julung untuk menyebut buaya ikan; buaya pandan, yakni buaya yang berwarna kehijauan; buaya tembaga, buaya yang berwarna kuning kecoklatan; dan lain-lain.

Dalam bahasa Inggris buaya dikenal sebagai crocodile. Nama ini berasal dari penyebutan orang Yunani terhadap buaya yang mereka saksikan di Sungai Nil, krokodilos; kata bentukan yang berakar dari kata kroko, yang berarti ‘batu kerikil’, dan deilos yang berarti ‘cacing’ atau ‘orang’. Mereka menyebutnya ‘cacing bebatuan’ karena mengamati kebiasaan buaya berjemur di tepian sungai yang berbatu-batu.

Biologi dan perilaku


Di luar bentuknya yang purba, buaya sesungguhnya merupakan hewan melata yang kompleks. Tak seperti lazimnya reptil, buaya memiliki jantung beruang empat, sekat rongga badan (diafragma) dan cerebral cortex. Pada sisi lain, morfologi luarnya memperlihatkan dengan jelas cara hidup pemangsa akuatik. Tubuhnya yang "streamline" memungkinkannya untuk berenang cepat.

Buaya melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk mengurangi hambatan air dan memungkinkannya menambah kecepatan pada saat berenang. Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang, yang meskipun tak digunakan sebagai pendorong ketika berenang cepat, selaput ini amat berguna tatkala ia harus mendadak berbalik atau melakukan gerakan tiba-tiba di air, atau untuk memulai berenang. Kaki berselaput juga merupakan keuntungan manakala buaya perlu bergerak atau berjalan di air dangkal.

Buaya dapat bergerak dengan sangat cepat pada jarak pendek, bahkan juga di luar air. Binatang ini memiliki rahang yang sangat kuat, yang dapat menggigit dengan kekuatan luar biasa, menjadikannya sebagai hewan dengan kekuatan gigitan yang paling besar. Tekanan gigitan buaya ini tak kurang dari 5.000 psi (pounds per square inch; setara dengan 315 kg/cm²); bandingkan dengan kekuatan gigitan anjing rottweiler yang hanya 335 psi, hiu putih raksasa sebesar 400 psi, atau dubuk (hyena) sekitar 800 – 1.000 psi. Gigi-gigi buaya runcing dan tajam, amat berguna untuk memegangi mangsanya.

Buaya menyerang mangsanya dengan cara menerkam sekaligus menggigit mangsanya itu, kemudian menariknya dengan kuat dan tiba-tiba ke air. Oleh sebab itu otot-otot di sekitar rahangnya berkembang sedemikian baik sehingga dapat mengatup dengan amat kuat. Mulut yang telah mengatup demikian juga amat sukar dibuka, serupa dengan gigitan tokek. Akan tetapi sebaliknya, otot-otot yang berfungsi untuk membuka mulut buaya amat lemah. Para peneliti buaya cukup melilitkan pita perekat besar (lakban) beberapa kali atau mengikatkan tali karet ban dalam di ujung moncong yang menutup, untuk menjaganya agar mulut itu tetap mengatup sementara dilakukan pengamatan dan pengukuran, atau manakala ingin mengangkut binatang itu dengan aman. Cakar dan kuku buaya pun kuat dan tajam, akan tetapi lehernya amat kaku sehingga buaya tidak begitu mudah menyerang ke samping atau ke belakang.

Buaya memangsa ikan, burung, mamalia, dan kadang-kadang juga buaya lain yang lebih kecil bahkan bangkai buaya dewasa. Reptil ini merupakan pemangsa penyergap; ia menunggu mangsanya hewan darat atau ikan mendekat, lalu menerkamnya dengan tiba-tiba. Sebagai hewan yang berdarah dingin, predator ini dapat bertahan cukup lama tanpa makanan, dan jarang benar-benar perlu bergerak untuk memburu mangsanya.

Meskipun tampaknya lamban, buaya merupakan pemangsa puncak di lingkungannya, dan beberapa jenisnya teramati pernah menyerang dan membunuh ikan hiu. Perkecualiannya adalah burung cerek Mesir, yang dikenal memiliki hubungan simbiotik dengan buaya. Konon, burung ini biasa memakan hewan-hewan parasit dan sisa daging yang berdiam di mulut buaya, dan untuk itu sang raja sungai membuka mulutnya lebar-lebar serta membiarkan si cerek masuk untuk membersihkannya.

Selain memakan daging, 13 dari 23 spesies buaya kini diketahui juga memakan buah. Pada sebuah analisis rutin yang dilakukan terhadap buaya Amerika (Alligator mississippiensis) yang tinggal di Taman Nasional Everglades, Florida, para peneliti dari US Fish and Wildlife Service menemukan sebuah "kolam apel" di dalam perut buaya. Tahun 2012, seorang peneliti dari Asia Tenggara juga melihat seekor buaya siam melahap semangka.

Pada musim kawin dan bertelur buaya dapat menjadi sangat agresif dan mudah menyerang manusia atau hewan lain yang mendekat. Di musim bertelur buaya amat buas menjaga sarang dan telur-telurnya. Induk buaya betina umumnya menyimpan telur-telurnya dengan dibenamkan di bawah gundukan tanah atau pasir bercampur dengan serasah dedaunan. Induk tersebut kemudian menungguinya dari jarak sekitar 2 meter.

Embrio buaya tak memiliki kromosom seksual, yakni kromosom yang menentukan jenis kelamin anak yang akan ditetaskan. Jadi tak sebagaimana manusia, jenis kelamin buaya tak ditentukan secara genetik. Alih-alih, jenis kelamin ini ditentukan oleh suhu pengeraman atau suhu sarang tempat telur ditetaskan.

Pada buaya muara, suhu sekitar 31,6°C akan menghasilkan hewan jantan, sedikit lebih rendah atau lebih tinggi dari angka itu akan menghasilkan buaya betina. Masa pengeraman telur adalah sekitar 80 hari, tergantung pada suhu rata-rata sarang.

Buaya ditengarai memiliki insting untuk kembali ke tempat tinggalnya semula (homing instinct). Tiga ekor buaya yang ganas di Australia Utara telah dipindahkan ke lokasinya yang baru, sejauh 400 km, dengan menggunakan helikopter. Akan tetapi dalam tiga minggu hewan-hewan ini diketahui telah tiba kembali di tempat asalnya. Kejadian ini terpantau melalui alat pelacak yang dipasang pada tubuh reptil tersebut.

Menurut pengetahuan sekarang, buaya memiliki kekerabatan yang lebih erat dengan burung dan dinosaurus, dibandingkan dengan kebanyakan reptil umumnya. Tiga kelompok yang pertama itu, ditambah dengan kelompok pterosaurus, digolongkan menjadi grup besar Archosauria (reptil yang menguasai).

Usia (Umur)

22 Facts That May Actually Make You Like Australian Crocodiles 

Tidak ada cara yang meyakinkan untuk menghitung umur buaya, selain dengan mengetahui waktu penetasannya dahulu, meskipun ada beberapa teknik yang telah dikembangkan. Metode yang paling umum digunakan untuk menaksir umur hewan ini ialah dengan menghitung lingkaran tumbuh pada tulang dan gigi. Tiap-tiap lapis lingkaran menggambarkan adanya perubahan pada laju pertumbuhan, yang mungkin disebabkan oleh perubahan musim kemarau dan hujan yang berulang setiap tahun.

Dengan tetap mengingat peluang ketidaktepatan metode ini, buaya yang tertua kemungkinan adalah spesies yang terbesar. Buaya muara (C. porosus) diperkirakan dapat hidup rata-rata hingga 70 tahun, dengan sedikit individu yang terbukti dapat melebihi umur 100 tahun. Salah satu buaya tertua yang tercatat, mati di kebun binatang Rusia pada usia sekitar 115 tahun.

Seekor buaya air tawar jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Australia diperkirakan berumur 130 tahun. Hewan ini diselamatkan Bob Irwin dan Steve Irwin dari alam liar setelah ditembak dua kali oleh pemburu. Akibat tembakan senjata itu, buaya tersebut (yang kini dijuluki sebagai "Mr. Freshy") kehilangan mata kanannya.

Ukuran
 
Alligator Chomping GIF by National Geographic Channel - Find ... 

Ukuran tubuh buaya sangat bervariasi dari jenis ke jenis, mulai dari buaya kerdil hingga buaya muara raksasa. Spesies bertubuh besar dapat tumbuh lebih panjang dari 5 m dan memiliki berat melebihi 1.200 kg. Walaupun demikian, bayi-bayi buaya hanya berukuran sekitar 20 cm tatkala menetas dari telur. Spesies buaya terbesar adalah buaya muara, yang hidup di wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara.

Ukuran terbesar buaya muara hingga kini masih diperdebatkan. Buaya terbesar yang pernah tercatat adalah seekor buaya muara raksasa sepanjang 8,6 m, yang tertembak oleh seorang guru sekolah di Australia.

Sedangkan buaya terbesar yang masih hidup adalah seekor buaya muara sepanjang 7,1 m di Suaka Margasatwa Bhitarkanika, Orissa, India. Pada bulan Juni 2006, rekornya dicatat pada The Guinness Book of World Records.

Dua catatan lain yang tepercaya mengenai ukuran buaya terbesar adalah rekor dua ekor buaya sepanjang 6,2 m. Buaya yang pertama ditembak di Sungai Mary, Northern Territory, Australia pada 1974 oleh seorang pemburu gelap, yang kemudian diukur oleh seorang petugas kehutanan.

Sedangkan buaya yang kedua dibunuh di Sungai Fly, Papua Nugini. Ukuran buaya kedua ini sebetulnya diperoleh dari kulit, yang diukur oleh Jerome Montague, seorang peneliti margasatwa. Dan karena ukuran kulit selalu lebih kecil (menyusut) dari ukuran hewan aslinya, dipercaya bahwa buaya kedua ini sedikitnya berukuran 10 cm lebih panjang ketika hidup.

Buaya terbesar yang pernah dipelihara di penangkaran adalah seekor blasteran buaya muara dengan buaya Siam yang diberi nama Yai (Th.: ใหญ่, berarti besar) (menetas pada 10 Juni 1972) di Kebun Penangkaran Buaya Samutprakarn yang terkenal di Thailand. Binatang melata ini memiliki panjang tubuh hingga 6 m dan berat mencapai 1.114,27 kg.

Buaya raksasa peliharaan yang lain adalah seekor buaya muara yang bernama Gomek. Hewan ini ditangkap oleh George Craig di Papua Nugini dan kemudian dijual ke St. Augustine Alligator Farm di Florida, Amerika. Buaya ini mati karena penyakit jantung pada Februari 1997 dalam usia yang cukup tua. Menurut catatan penangkaran tersebut, ketika mati Gomek memiliki panjang 5,5 m dan mungkin berusia antara 70–80 tahun.

Buaya Bhitarkanika yang terbesar diperkirakan sepanjang 7,62 m. Dugaan ini diperoleh para ahli berdasarkan ukuran sebuah tengkorak buaya yang disimpan oleh keluarga Kerajaan Kanika. Buaya tersebut kemungkinan ditembak mati di dekat Dhamara sekitar tahun 1926 dan kemudian tengkoraknya diawetkan oleh Raja Kanika ketika itu. Dugaan panjang di atas didapat melalui perhitungan, dengan mengingat bahwa panjang tengkorak buaya sekitar sepertujuh panjang total badannya.

(MHI) LOGO MEDIA HUKUM INDONESIA

Referensi :
  1. Film dokumenter National Geographic; "Bite Force", Brady Barr.
  2. "Animals". Animals.
  3. Terungkap, Ternyata Buaya Juga Doyan Buah. Sains.kompas.com
  4. Britton, Adam. Crocodilian Biology Database, FAQ. "How long do crocodiles live for?". Diakses 9/11/2006.
  5. Mercer, Phil (27 September 2007). "Homing crocodiles defy relocation". BBC News. Diakses tanggal 2007-09-27.
  6. "Homesick crocs hightail it home". Sydney Morning Herald. 26 September 2007. Diakses tanggal 2007-09-27.
  7. Karena kelompok reptil ini sukses mendominasi dunia pada kala Mesozoikum
  8. Zug, G.R. 1993. Herpetology. Academic Press, San Diego. p. 112. 
  9. Profile of Mr Freshy at Australia Zoo website, diakses 01/02/2007
  10. "Orissa crocodile recognised as world's largest". Reuters. 2006-06-16. Diakses tanggal 2006-06-18.
  11. Iskandar, D.T. 2000. Kura-kura dan Buaya Indonesia dan Papua Nugini. Penerbit ITB, Bandung. 191 hal. 
  12. Delfino, Massimo; Vos, John De (24 Mar 2010). "A revision of the Dubois crocodylians, Gavialis bengawanicus and Crocodylus ossifragus, from the Pleistocene Homo erectus beds of Java". Journal of Vertebrate Paleontology. 30 (2): 427–441. doi:10.1080/02724631003617910 – via Taylor and Francis+NEJM.
  13. Daily Telegraph - Crocodile girl told that lake was safe to swim in
  14. Caldwell, J. 2004. World Trade in Crocodilian Skins, 2000–2002. WCMCUNEP
  15. Mumpuni. 2001. Reptilia. dalam M. Noerdjito dan I. Maryanto (eds.). Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia. Puslit Biologi LIPI – TNC – USAID, Bogor. hal. 112-113.

Senin, 10 Agustus 2020

Partisipasi TNI Dalam Tebar Benih Ikan Nila Merah Di Kolam Bioflik, Kab.Bekasi


KABUPATEN BEKASI, MHI — Dan Sektor 20 Citarum Harum Kolonel Infanteri Suyitno lakukan Giat Kunjung ke kolam ikan bioflok Budi Daya Ikan Cipta Bina Mandiri di Kp Pacing Bedeng, Desa Sumbersari, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin, (10/08/2020).

Bersama Anggota Sektor 20, Dan Sektor yang di dampingi oleh Danki Citarum Harum sektor 20 Kapten Cba Romlih beserta H. Rohim ketua kelompok budi daya ikan cipta bina mandiri menebar 500 benih ikan nila merah ke kolam ikan bioflok.


Kemudian, 500 benih ikan nila merah di tebarkan di dua kolam bioflok yang berbeda, masing - masing 250 ekor di kolam bioflok dengan menggunakan Formula Bios 44, dan 250 benih di kolam non Formula Bios 44.

"Budi daya ikan cipta bina mandiri merupakan salah satu Progam Citarum Harum guna mengedukasi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian dan UMKM dengan cara berternak ikan menggunakan system Bioflok dengan Formula Bios 44 maupun non Formula Bios 44 sebagai bahan perbandingan" Ucap Dan Sektor 20, Kolonel Infanteri Suyitno.

Suyitno menjelaskan bahwa," Bioflok sendiri berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan floc yang berarti gumpalan. Gumpalan yang dimaksud berisi berbagai organisme mulai dari mikroba autotrof dan heterotrof, bakteri, fitoplankton, fungi, ciliata, nematoda, dan sebagainya,"Jelasnya.

Lebih lanjut Dan Sektor menambahkan bahwa," Limbah nitrogen yang berbahaya diubah menjadi protein bakteri yang bisa dimanfaatkan oleh ikan. Ikan pun akan mendapat protein ganda, yaitu berasal dari pakan dan mikroba. Protein mikroba ini sendiri sebenarnya merupakan protein daur ulang yang didapatkan dari sisa pakan," Pungkas Kolonel.

(Joggie/Heri) MHI LOGO MEDIA HUKUM INDONESIA

Minggu, 09 Agustus 2020

GP Ansor Jateng Kecam Aksi Brutal di Solo Dan Desak Polisi Tangkap Para Perusuh


SOLO , MHI – Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah mengecam aksi brutal berujung penganiayaan yang dilakukan sekelompok orang pada acara adat keluarga Midodareni atau kegiatan sebelum acara pernikahan di Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah pada 8 Agustus 2020 kemarin.

“Kami mengecam tindakan brutal dan main hakim sendiri oleh sekelompok orang di Solo,” Tegas Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah H Sholahuddin Aly atau Gus Sholah di Solo, Minggu (9/8/2020).

Ia menekankan,"Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan Negara hukum, mestinya segala persoalan diselesaikan melalui jalur hukum yang ada,"Tekannya.


Maka, GP Ansor mendesak pihak kepolisian untuk menindak tegas siapapun yang terlibat dalam aksi brutal tersebut demi menjaga kepercayaan publik pada aparat penegak hukum.

“Kami mendesak kepolisian menindak tegas para perusuh itu. Kami juga mendorong aparat menjamin rasa aman pada siapapun warga Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan adat yang tidak melanggar norma yang berlaku,” Pungkasnya.

Ketua PC GP Ansor Kota Solo, Arif Sarifudin, menambahkan, pihaknya prihatin dengan aksi anarkisme di Pasar Kliwon Solo.

“Kami mengecam tindakan anarkis ini. Kita mendorong aparat kepolisian untuk segera menindak tegas pelakunya,” Imbuhnya.

Ditambahkan Arif, sejauh ini suasana di Kota Solo relatif aman dan normal. Namun pihaknya juga mengimbau pada masyarakat untuk tidak terpancing dengan provokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

“Kita jaga Kota Solo agar tetap aman dan kondusif, terlebih menjelang Pilkada 2020,” Tutupnya.

(Tri) MHI LOGO MEDIA HUKUM INDONESIA


Sabtu, 08 Agustus 2020

Pastikan Non Aktifitas, Polsek Kuantan Tengah Dan Desa Marsawa Inspeksi Lokasi PETI


RIAU, MHI - Aktifitas PETI di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) selalu menjadi perhatian aparat Polres Kuansing. Sudah banyak dilaksanakan penanganan aktifitas PETI baik secara preemtif, preventif serta represif selama tahun 2020 ini oleh jajaran Polres Kuansing, (8/8/2020).

Berbagai upaya preemtif selalu dilaksanakan oleh personel Polres Kuansing dan jajarannya dengan lini depan adalah para Bhabinkamtibmas. Penyebaran Maklumat Kapolres Kuansing tanggal 30 Oktober 2019 tentang Penghentian Aktifitas Emas Tanpa Izin (PETI) selalu disebarkan kemasyarakat guna mengajak kesadaran hukum masyarakat untuk mencegah aktifitas PETI.

Upaya preventif secara berkelanjutan juga dilaksanakan dengan melaksanakan patroli ke daerah rawan terjadinya PETI, bersinergi dengan unsur tiga pilar. Selain itu, tindakan tegas melalui tindakan represif dengan memproses hukum pelaku PETI juga sudah beberapa kali dilaksanakan, agar menimbulkan efek jera bagi yang lain.

Guna memastikan kembali tidak adanya aktifitas PETI, aparat Polsek Kuantan Tengah bersama Kades Marsawa, Sabtu  8 Agustus 2020 kembali turun bersama kelokasi rawan terjadinya PETI.


Berkat meningkatnya kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan aktifitas PETI, pengecekan yang kami laksanakan hari ini nihil aktifitas PETI ! Terang Kapolsek Kuanteng Kompol Taufik Suardi, SH.

"Beberapa waktu lalu kami bersama Dinas LHK, Polhut Penyelia Balai Besar KSDA Riau, juga telah mengecek langsung ke lokasi adanya temuan buaya mati yang mengapung di Bendungan WK. Pihak KSDA yang saat itu memeriksa kondisi buaya yang mati menjelaskan diduga kematian buaya tersebut secara alami secara kasat mata tidak ada tanda-tanda yang kekerasan atau keracunan di sekujur tubuh hewan liar tersebut, dan aktifitas PETI," Terang Taufik.

Taufik mengungkapkan, "Tidak bosan-bosan nya kami selalu menghimbau kepada masyarakat, agar tidak melakukan aktifitas PETI. Tentunya himbauan kami tersebut perlu didukung oleh seluruh lapisan masyarakat," Ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama Kades Marsawa Muchtar, menyampaikan terima kasih kepada Kapolres Kuansing beserta Jajarannya sampai dengan petugas Polri lini terdepan yakni Bhabinkamtibmas yang telah sinergis bersama unsur Desa melaksanakan upaya pencegahan PETI secara berkelanjutan.

"Kami akan terus mendukung Polri untuk bersama-sama menghentikan Aktifitas Emas Tanpa Izin PETI,"Tegas Muchtar.

(AR) MHI LOGO MEDIA HUKUM INDONESIA

Heboh, Buaya Raksasa Sungai Kayu Besi Tertangkap Warga

nature animals documentary gif | edmw animated gif

BANGKA, MHI - Buaya raksasa ditangkap warga setelah beberapa kali berusaha menerkam warga saat memancing, Buaya berbobot 500 kg itu diangkut pakai buldoser, sementara beberapa warga dengan menggunakan sepeda motor mengiringi dari belakang. Buaya besar itu diperkirakan memiliki panjang 4,8 meter. Buaya tersebut ditangkap warga di Pulau Bangka, tepatnya di Desa Kayubesi, (7/8/2020).
.
Sekretaris Desa Kayubesi Junaidi membenarkan penangkapan buaya raksasa yang viral itu. Peristiwa tersebut terjadi di Desa Kayubesi, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung (Babel).
.
"Benar, itu buaya yang ditangkap warga pada Senin (3/8) sekitar pukul 16.00 WIB. Lokasinya di Sungai Kayubesi," Kata Junaidi.

.
Menurutnya, buaya itu ditangkap karena kerap mengganggu warga saat memancing di alur Sungai Kayubesi. Dibantu pawang buaya, buaya raksasa itu ditangkap dengan cara dipancing menggunakan monyet.
.
"Warga menyakini buaya raksasa itu merupakan buaya siluman. Itu buaya peliharaan (siluman). Kalau buaya yang bersalah, dipanggil dengan ritual khusus lalu memakan pancing. Bagi yang tidak bersalah, tidak akan kena walau dipancing," Tegasnya.
.
Warga meyakini hewan buas itu buaya siluman. Karena itu, saat buaya mati pun digelar ritual khusus.
"Penguburan terpisah antara badan dan kepalanya. Karena buaya siluman, jadi harus terpisah, kepalanya dikafani, ditakutkan hidup kembali. Sebelum pemotongan, juga ada ritual khusus," Ungkapnya.

Secara terpisah, Kepala BKSDA Bangka Belitung Septian Wiguna mengatakan pihaknya, setelah mendapat informasi penangkapan, berencana mengevakuasi buaya raksasa itu. Namun, menurut Sekdes, ada aturan adat atau kepercayaan setempat bahwa buaya tersebut tidak boleh dievakuasi karena dipercaya akan memberikan musibah.

(Tri) MHI LOGO MEDIA HUKUM INDONESIA

Jumat, 07 Agustus 2020

Diterjang Timah Panas Petugas, Pelaku Perampokan Tewas Dalam Mobil


PURWAKARTA, MHI - Berawal dari perampokan sebuah ruko di Kampung Ciselang, Kelurahan Munjul Jaya, arah Situ Cigangsa Purwakarta, pada Kamis dini hari (6/8/2020).Setelah mendapat laporan dari warga, petugas kepolisian melakukan pengejaran para pelaku yang menggunakan kendaraan roda empat bernopol T 1143 AG Warna Hitam. Yang kemudian diketahui, plat nomer kendaraan yang digunakan tersebut  ditenggarai palsu.

Dalam proses pengejaran tersebut, para pelaku melakukan penembakan yang diarahkan kepada petugas sebanyak tiga kali. Melihat hal itu, terjadi baku tembak petugas membalas tembakan ke arah kendaraan para perampok yang kemudian diketahui mengenai salah satu pelaku.

"Kita sempat kehilangan jejak para pelaku, paginya kita mendapat kabar kendaraan pelaku ditemukan berada di wilayah Cikopak atau tepatnya di Desa Mulyamekar, kecamatan babakan cikao, berikut salah satu pelaku yang terkena tembakan. Pelaku yang meninggal dunia tersebut berinisial AH (30) warga Cilincing, Jakarta Utara," Ujar Kapolres Purwakarta, AKB Indra Setiawan melalui Kasat Reskrim, AKP Fitran Romajimah, kepada awak media, Kamis (6/8).

 
Lebih jauh, Fitran menjelaskan, pada Kamis sekitar pukul 4 dinihari, pihaknya mendapatkan laporan bahwa salah satu ruko di Kelurahan Munjul Jaya dibobol oleh sekelompok orang tak dikenal yang mengendarai avanza berwarna hitam.

Kemudian, dia memerintahkan timnya bergerak ke lapangan. Saat dalam perjalanan, petugas berpapasan dengan kendaraan yang dicurigai pelaku yang membobol ruko tersebut.

"Saat dihadang dari mobil keluarkan tembakan dan kami kejar lalu terjadi baku tembak. Tepat pertigaan Cigangsa kita kehilangan jejak para pelaku. Kemudian kami terus menyisir dan jam pada pukul 7 pagi dapat info lalin ditemukan kendaraan identik di daerah Cikopak," Kata Fitran.

Menurutnya, "Di TKP dimana kendaraan ditemukan, terdapat satu korban meninggal yang diduga pelaku. Berikut diamankan juga barang bukti satu unit mobil avanza, linggis, sejumlag kunci T, gunting, plat plasu dan rantai gembok."

"Diperkirakan pelaku lebih dari dua orang. Upaya kami dan tim sedang mencari pelaku lainnya," Pungkas AKP Fitran.

(Yuslipar) MHI LOGO MEDIA HUKUM INDONESIA

TNI Berharap Pemda Kab.Bekasi Membantu Dan Mendukung Normalisasi Kali Citarum


KABUPATEN BEKASI, MHI - Dan Sektor 20 Citarum Harum Kolonel Inf Suyitno meninjau Sendimentasi Pendangkalan Kali Citarum Di Sub Sektor 5 Cabang Bungin, Dalam kegiatan tersebut Dan Sektor 20 memberikan arahan dan masukan serta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mencintai Citarum dan secara bersama – sama menjaganya,, Kamis (06/08/2020).

Dalam keterangannya Suyitno yang disampaikan pada Awak Media saat berada dilokasi mengatakan, “Di sini saya di bantu oleh para pencinta normalisasi sungai ada Bapak Kris ada Bapak Achong Bapak Usup dan Bapak Gunawan, yang sudah membantu saya sebagai Dan Sektor, dengan tenaga, biaya, dan alat, dan saya berharap di bulan Desember sudah rapih, agar masyarakat sekarang ini tidak kebanjiran lagi, dan kita juga memakai konsultan untuk meninjau Normalisasi ini dan Teknisnya bagaimana," Terang Dan Sektor.

“Di samping melakukan Normalisasi Citarum ini, kita juga harus membuat Embung untuk mendukung ketahanan pangan, dan untuk mencegah banjir kami juga harus merencanakan hutan desa dan hutan kota, semua sudah tertuang di dalam program, kami juga melakukan pembersihan irigasi – irigasi dan normalisasi Kali Cikarang hilir, dan itu semua harus kita prioritaskan," Tambah Dan Sektor kepada awak media.


Dalam Kegiatan tersebut, Kolonel mengedepankan skala prioritas pada beberapa titik lokasi kritis ,“Untuk Sektor 20 ini kurang lebih sekitar 134 kilo meter dari Bojong Mangu sampai ke Muara Gembong, untuk sekarang ini kita prioritaskan dari Kedung Waringin sampai Muara Gembong , karena di antaranya ada sekitar 10 titik yang kritis sehingga harus kita prioritaskan terlebih dahulu” Sambungnya

Bantuan dan dukungan dari Pemda setempat , institusi terkait serta elemen masyarakat sangat diharapkan peran sertanya didalam kegiatan Citarum Harum, "Saya juga berharap Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk membantu kami dalam pelaksanan normalisasi ini, dan saya sudah sampaikan ke Bupati Bekasi untuk membantu, karena kita ini memang kekurangan Alat – Alat dan Personil, selain itu kita sudah komunikasikan kepada kepolisian, LSM, Organisasi Masyarakat agar mari kita bersama – sama mendukung kegiatan Citarum Harum” Tutup Dan Sektor.

Kegiatan pun berlanjut dengan meninjau pelaksanaan di Sub Sektor 4 Pebayuran di Desa Karang Harja, Karang Haur dan Kerta Jaya.

(JG/JHR) MHI LOGO MEDIA HUKUM INDONESIA


Postingan Terupdate

Sambut Meriah Presiden Peru Dina Boluarte di Istana Merdeka, Indonesia–Peru Sepakati Langkah Konkret Kerja Sama Strategis

JAKARTA, MHI - Suasana penuh persahabatan mewarnai halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 11 Agustus 2025, saat Presiden Republik Indo...

Postingan Terkini


Pilihan Redaksi